Selamat Datang

Mencoba Melukis Makna Dalam Deretan Aksara

Kamis, 26 Januari 2012

Ramalan Raja Kediri

Jayabaya adalah seorang raja Kediri, Jayabaya tidak hanya mewariskan sejarah kerajaan Kediri tapi Jayabaya juga mewariskan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul jauh sebelum kejadian tersebut terjadi. Dengan mata batinnya Jayabaya kemudian mengungkapkan segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang. Ramalan Jayabaya ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa. Sebagai raja dan pujangga, Jayabaya memandang jauh ke depan dengan mata hati dan perasaan. Dengan mata batinnya meramalkan sebuah keadaan kacau balau yang kemudian disebutnya sebagai wolak-waliking zaman (Keadaan zaman serba jungkir balik).

Sungguh mendasar prediksi Jayabaya terhadap perilaku sosio-politik. Bukankah dewasa ini ramalannya kian terbukti? Banyak orang ingkar janji, melanggar sumpah jabatan, dan senang berbuat salah, saling melempar kesalahan! Hukum Allah diabaikan. Yang jahat diangkat-angkat, yang suci dibenci. Tidakkah perilaku "oknum" anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif "menggenapi" ramalan itu? Tengoklah rakyat yang terus-menerus harus gigit jari karena janji-janji yang diberikan para elite politik dan kekuasaan dicampakkan, habis manis sepah dibuang. Berikut daftar ramalan jayabaya :
  • Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran (Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda)
  • Tanah Jawa kalungan wesi (Pulau Jawa berkalung besi)
  • Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang (Perahu berjalan di angkasa)
  • Kali ilang kedhunge (Sungai kehilangan mata air)
  • Pasar ilang kumandhang (Pasar kehilangan suara)
  • Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak (Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat)
  • Bumi saya suwe saya mengkeret (Bumi semakin lama semakin mengkerut)
  • Sekilan bumi dipajeki (Sejengkal tanah dikenai pajak)
  • Jaran doyan mangan sambel (Kuda suka makan sambal)
  • Wong wadon nganggo pakeyan lanang (Orang perempuan berpakaian lelaki)
  • Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman (Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik)
  • Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe (Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri)
  • Manungsa padha seneng nyalah (Orang-orang saling lempar kesalahan)
  • Ora ngendahake hukum Allah (Tak peduli akan hukum Allah)
  • Barang jahat diangkat-angkat (Yang jahat dijunjung-junjung)
  • Barang suci dibenci (Yang suci justru dibenci)
  • Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit (Banyak orang hanya mementingkan uang)
  • Lali kamanungsan (Lupa kemanusiaan)
  • Lali kabecikan (Lupa hikmah kebaikan)
  • Lali sanak lali kadang (Lupa sanak saudara)
  • Akeh bapa lali anak (Banyak ayah lupa anak)
  • Akeh anak wani nglawan ibu (Banyak anak berani melawan ibu)
  • Nantang bapa (Menantang ayah)
  • Sedulur padha cidra (Saudara saling khianat)
  • Kulawarga padha curiga (Keluarga saling curiga)
  • Kanca dadi mungsuh (Kawan menjadi lawan)
  • Akeh manungsa lali asale (Banyak orang lupa asal-usul)
  • Ukuman Ratu ora adil (Hukuman Raja tidak adil)
  • Akeh pangkat sing jahat lan ganjil (Banyak pejabat jahat dan ganjil)
  • Akeh kelakuan sing ganjil (Banyak ulah-tabiat ganjil)
  • Wong apik-apik padha kapencil (Orang yang baik justru tersisih)
  • Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin (Banyak orang kerja halal justru merasa malu)
  • Luwih utama ngapusi (Lebih mengutamakan menipu)
  • Wegah nyambut gawe (Malas untuk bekerja)
  • Kepingin urip mewah (Inginnya hidup mewah)
  • Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka (Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka)
  • Wong bener thenger-thenger (Orang yang benar termangu-mangu)
  • Wong salah bungah (Orang yang salah gembira ria)
  • Wong apik ditampik-tampik (Orang yang baik ditolak / ditampik)
  • Wong jahat munggah pangkat (Orang yang jahat naik pangkat)
  • Wong agung kasinggung (Orang yang mulia dilecehkan)
  • Wong ala kapuja (Orang yang jahat dipuji-puji)
  • Wong wadon ilang kawirangane (perempuan hilang malu)
  • Wong lanang ilang kaprawirane (Laki-laki hilang perwira / kejantanan)
  • Akeh wong lanang ora duwe bojo (Banyak laki-laki tak mau beristri)
  • Akeh wong wadon ora setya marang bojone (Banyak perempuan ingkar pada suami)
  • Akeh ibu padha ngedol anake (Banyak ibu menjual anak)
  • Akeh wong wadon ngedol awake (Banyak perempuan menjual diri)
  • Akeh wong ijol bebojo (Banyak orang tukar istri / suami)
  • Wong wadon nunggang jaran (Perempuan menunggang kuda)
  • Wong lanang linggih plangki (Laki-laki naik tandu)
  • Randha seuang loro (Dua janda harga seuang = 8,5 sen)
  • Prawan seaga lima (Lima perawan lima picis)
  • Dhudha pincang laku sembilan uang (Duda pincang laku sembilan uang)
  • Akeh wong ngedol ngelmu (Banyak orang berdagang ilmu)
  • Akeh wong ngaku-aku (Banyak orang mengaku diri)
  • Njabane putih njerone dhadhu (Di luar putih di dalam jingga)
  • Ngakune suci, nanging sucine palsu (Mengaku suci, tapi palsu belaka)
  • Akeh bujuk akeh lojo (Banyak tipu muslihat)
  • Akeh udan salah mangsa (Banyak hujan salah musim)
  • Akeh prawan tuwa (Banyak perawan tua)
  • Akeh randha nglairake anak (Banyak janda melahirkan bayi)
  • Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne (Banyak anak lahir mencari bapaknya)
  • Agama akeh sing nantang (Agama banyak ditentang)
  • Prikamanungsan saya ilang (Perikemanusiaan semakin hilang)
  • Omah suci dibenci (Rumah suci di benci / di jauhi)
  • Omah ala saya dipuja (Rumah maksiat makin dipuja)
  • Wong wadon lacur ing ngendi-endi (Perempuan lacur dimana-mana)
  • Akeh laknat (Banyak kutukan)
  • Akeh pengkianat (Banyak penghianat)
  • Anak mangan bapak (Anak makan bapak)
  • Sedulur mangan sedulur (Saudara makan saudara)
  • Kanca dadi mungsuh (Kawan menjadi lawan)
  • Guru disatru (Guru dimusuhi)
  • Tangga padha curiga (Tetangga saling curiga)
  • Kana-kene saya angkara murka (Angkara murka semakin menjadi-jadi)
  • Sing weruh kebubuhan (Barang siapa tahu, terkena beban)
  • Sing ora weruh ketutuh (Sedang yang tak tahu disalahkan)
  • Besuk yen ana peperangan (Kelak jika terjadi perang)
  • Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor (Datang dari timur, barat, selatan dan utara)
  • Akeh wong becik saya sengsara (Banyak orang baik makin sengsara)
  • Wong jahat saya seneng (Orang jahat makin bahagia)
  • Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul (Ketika itu burung gagak dibilang bangau)
  • Wong salah dianggep bener (Orang salah dipandang benar)
  • Pengkhianat nikmat.
  • Durjana saya sempurna (Durjana semakin sempurna)
  • Wong jahat munggah pangkat (Orang jahat naik pangkat)
  • Wong lugu kebelenggu (Orang yang lugu dibelenggu)
  • Wong mulya dikunjara (Orang yang mulia dipenjara)
  • Sing curang garang (Yang curang berkuasa)
  • Sing jujur kojur (Yang jujur sengsara)
  • Pedagang akeh sing keplarang (Pedagang banyak yang tenggelam)
  • Wong main akeh sing ndadi (Penjudi banyak merajalela)
  • Akeh barang haram (Banyak barang haram)
  • Akeh anak haram (Banyak anak haram)
  • Wong lanang ngasorake drajate dhewe (Laki-laki memperhina derajat sendiri)
  • Akeh barang-barang mlebu luang (Banyak barang terbuang-buang)
  • Akeh wong kaliren lan wuda (Banyak orang lapar dan telanjang)
  • Wong tuku ngglenik sing dodol (Pembeli membujuk penjual).

Minggu, 22 Januari 2012

Menyelamatkan Putri Naga

Dari masa ke masa, legenda Tiongkok diturunkan dari generasi ke generasi, dan seiring dengan itu kisah ini telah disesuaikan dalam kehidupan mereka, oleh karena itu banyak muncul peristiwa dan karakter baru. Sebenarnya setiap versi cerita mengajarkan prinsip yang sama, dari hal yang ingin disampaikan legenda tersebut. Legenda Liu Yi mengantarkan pesan Putri Naga semakin popular sejak pertama kali diceritakan pada zaman Tiongkok kuno. Kisah ini berasal dari Dinasti Tang, periode Zhen Yuan (785-805 Masehi). Saya akan menuliskan kembali kisah ini, dengan mengambil kisah terbaik dari berbagai versi berbeda yang pernah saya dengar. 
 
Tangisan dari Kejauhan 

Pemuda Liu Yi berasal dari daerah sekitar Sungai Yangtze dan utara Danau Dongting, Provinsi Hubei, Tiongkok. Ia mengadakan perjalanan jauh ke Beijing, mengikuti ujian tahunan dari kerajaan untuk mengisi posisi dalam pemerintahan.Ujian ini merupakan persyaratan mutlak bagi pelajar yang ingin mengabdi kepada kaisar dan membantu mengatur negara. Liu Yi melintasi Sungai Jinghe, yang mengalir jauh dari kaki Gunung Kongton bagian timur Provinsi Gansu. Saat menyusuri tepian sungai di musim dingin, Liu merasa angin dingin utara terus mendorongnya berjalan. Dia merasa seperti pengembara kesepian di padang yang sunyi. Berjalan seorang diri dengan ditemani angin dingin utara, membuatnya hampir tak percaya jika ada manusia yang tinggal di padang salju yang terpencil ini. Namun demikian, dari kejauhan dia mendengar tangisan pilu seseorang. Liu memutuskan untuk mencari asal suara itu. 
 
Ketika menemukannya, Liu melihat seorang perempuan muda, menggigil kedinginan di tengah sekawanan domba. Tangannya memegang sebuah cambuk, sebagai pertahanan dirinya, dengan wajah yang berurai air mata, dia terus menangis dengan menyayat hati. Kesedihan Perempuan Gembala Liu Yi merasa kasihan, ia mencoba mendekat dan bertanya, “Anda berdiri di tengah padang es dan salju tanpa sehelai rumput pun untuk makanan domba.” Dia tidak menanggapinya, malah menangis tersedu-sedu. Sehingga membuat Liu Yi memberanikan diri untuk bertanya lagi, “Coba katakan pada saya apa yang membuat Anda bersedih? Bisakah saya membantunya?
 
Membutuhkan waktu cukup lama bagi Liu Yi untuk membujuk perempuan itu mengatakan sumber kesedihannya. Perempuan itu akhirnya mengaku, bahwa sebenarnya dia adalah putri ketiga Raja Naga Danau Dong Ting. Ayahnya telah menikahkannya dengan putra bungsu dari sepuluh bersaudara Raja Naga Sungai Jinghe. Dia melanjutkan kisahnya, tentang hal yang tidak diketahui sang ayah saat menikahkannya dengan putra Raja Jinghe. Dia berkata dengan sorot mata ketakutan, bahwa sebenarnya naga-naga Jinghe kejam, bengis, tidak berperasaan dan keras kepala. Suaminya memiliki semua sifat ini dan memperlakukannya dengan sangat buruk. 
 
Selain itu, suaminya sangat egois dan mengabaikan tugas seorang pangeran kepada penduduk sekitar. Penduduk sangat membutuhkan air untuk memelihara ladang agar dapat menghasilkan panen yang bagus. Namun suaminya menolak menurunkan hujan dan tidak mau peduli dengan kekeringan dan bencana yang melanda penduduk lokal. Putri ini sejak kecil dididik untuk selalu memperlakukan orang dengan baik. Sehingga dia berusaha keras membuat suaminya berubah dan melakukan hal yang benar, menurunkan hujan dan juga membuat cuaca bagus bagi penduduk. Dia meminta suaminya untuk membuat hidup penduduk dalam kedamaian dan kebahagiaan.
 
Namun sang suami justru menolak mendengar nasehatnya dan sangat murka. Kedua mertuanya juga membela sang pangeran dan tidak suka dengan nasihat belas kasihnya. Mereka merampas alat ajaib yang dapat membuatnya berkomunikasi dengan keluarganya, lalu mengusirnya dari istana. Mereka lantas menjadikan dirinya sebagai perempuan penggembala domba. Sesungguhnya kawanan domba itu bukanlah domba biasa. Mereka adalah alat ajaib dan prajurit yang digunakan untuk menurunkan hujan, petir dan guntur. Namun ketika merawat kawanan domba ini, dia dianiaya secara mental dan fisik. Untuk membuatnya semakin sengsara, mereka tidak membiarkan keluarganya mengetahui kondisi Putri.
 
Membawa Pesan 

Mendengar ini, Liu Yi tak bisa membantu banyak, namun ia merasa marah karena seseorang telah diperlakukan tidak adil karena ingin melakukan hal yang baik dan benar. Liu Yi bertanya, “Bagaimana saya dapat membantu Anda terlepas dari penderitaan ini?” Puteri itu menjawab dengan perasaan haru, “Anda seorang yang jujur. Saya akan merasa berhutang budi dan berterima kasih pada Anda jika dapat membantu saya. Anda menjadi penyelamat saya. Dia meneruskan perkataannya setelah menatap Liu Yi beberapa saat, “Tolong antarkan surat kepada orang tua saya. Akan tetapi arah jalannya berbeda dan akan menunda perjalanan Anda ke Beijing, sehingga Anda tidak bisa mengikuti ujian. Bila Anda ke Beijing dulu, Anda tidak akan mempunyai waktu cukup untuk mengantarkan surat ini, dan saya merasa tak nyaman jika menunda perjalanan Anda.
 
Tidak ada keraguan dalam benak Liu untuk menolong putri yang malang itu. Dia berkata, “Bagaimana bisa seorang pria sejati mengabaikan penderitaan orang lain untuk kepentingannya sendiri? Saya bersedia menunda ujian itu di lain waktu.” Kemudian Putri itu menyobek pakaiannya, dan melukai tangannya, serta menulis surat dengan darah dari jemarinya. Surat itu tertulis, “Ayah, putri ketigamu hidup dalam penderitaan, diremehkan dan diperlakukan buruk. Dia bisa meninggal kapan pun karena lingkungan tempat tinggalnya. Mohon datang dan selamatkan putrimu sesegera mungkin.
 
Putri Naga, anak ketiga Raja Naga Danau Dong Ting, telah dinikahkan dengan Pangeran Naga Sungai Jinghe yang kejam, bengis, tak berperasaan dan keras kepala, serta telah mengusirnya dari istana. Liu Yi, seorang pelajar muda yang mendengar tangisan derita pilu Putri Naga merasa iba dengan penderitaan putri. Dia mendengarkan kisahnya dan menyadari bahwa hanya dia satu-satunya yang dapat membawa pesan Putri Naga kepada ayahnya, Raja Naga Danau Dong Ting. Sebagai seorang yang budiman, Liu mengesampingkan kepentingan pribadinya untuk mengikuti ujian negara kelulusan calon pejabat pemerintah di Beijing, dikarenakan kemurnian hatinya ia segera mengubah perjalanannya mengantarkan pesan Putri Naga yang ditulis dengan darah pada sobekan kain baju Putri. 
 
Danau Terbelah  

Liu Yi segera mengubah perjalanannya menuju Danau Dong Ting. Dia terus berjalan tanpa menghitung hari hingga tiba di tujuan. Putri Naga itu telah memberitahu arah dengan jelas bagaimana menemukan istana keluarganya, yang berlokasi dekat desa di selatan Danau Dong Ting. Putri berpesan untuk bertanya pada penduduk sekitar tentang lokasi pohon jeruk keramat di pinggir danau. Sesampai di sana, “Ketuk tiga kali, kemudian tepuk tangan tiga kali dan memanggil tiga kali: Dong Ting Jun, saya membawa pesan untuk Anda.
 
Liu Yi mengingat petunjuk sang Putri dengan jelas, dan tanpa di duga air danau tiba-tiba terbelah, lalu muncul makhluk mirip kepiting kecil menghampirinya. Dia bertanya bagaimana Liu Yi sampai ke tempat ini dan siapa yang memberikan kata kunci kepadanya. Liu mengatakan beberapa patah kata, dan makhluk itu tanpa banyak bicara lagi memberi isyarat untuk mengikutinya. Mereka berjalan ke dalam danau, kemudian air yang ada di belakang mereka menutupnya, namun jalan di depan mereka tetap terbuka lebar tanpa setetes air pun yang jatuh padanya. Sebelum mata Liu terpesona dengan keindahan istana yang dikelilingi taman bunga dan pohon yang mengagumkan, ia mengingatkan diri untuk bergegas menyampaikan pesan sang Putri kepada raja naga. Dia menyerahkan surat sang putri. Raja meneteskan air mata ketika mengetahui penderitaan yang menimpa putrinya. Dalam waktu singkat seluruh istana mendengar kabar penderitaan sang putri. 
 
Namun begitu, raja teringat persahabat-annya dengan naga-naga Sungai Jinghe yang telah lama terjalin, sehingga membuatnya ragu untuk melakukan tindakan tegas. Tak satu pun yang berani mendesaknya. Tiba-tiba, seseorang menerobos masuk dari arah pintu dan berteriak, “Kakak, ketika Anda masih bimbang memutuskan, putri kita dapat terbunuh. Saya akan pergi.” Pertempuran Sengit Adik Raja Naga Sungai Qiantang, Qiantang Jun, adalah naga yang bertabiat lekas marah namun sebenarnya sangat baik hati. Percaya pada keadilan dan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menolong orang. Dia bergegas datang ke istana begitu mendengar nasib buruk yang menimpa kemenakannya.

Sebagai pribadi yang suka membuat keputusan cepat, Qiantang Jun tak menunggu lebih lama lagi, dia lalu mengubah wujudnya menjadi naga dan terbang ke langit, sembari membuat guntur dan petir. Liu Yi terkesima melihat seluruh peristiwa yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Hanya dalam beberapa jam kemudian, Qiantang Jun kembali ke istana, dengan berhasil memboyong kembali kemenakannya. Banyak naga Sungai Jinghe telah terbunuh saat pertempuran sengit berlangsung. Qiantang Jun dan kakaknya tertawa penuh kegembiraan merayakan kembalinya sang putri. (Angela Wang)


Malang, 22 Januari 2012

Menikmati Suasana Imlek

 Gambar by Pribadi
Lama tidak mengunjungi tempat yang saya menyebutnya dengan nama puncak kejernihan, ternyata tempatnya banyak berubah. Tidak seperti beberapa waktu lalu tempatnya masih biasa-biasa saja, sesuatu yang sangat berbeda dengan situasi saat mengunjunginya malam ini. Bukan sebuah perubahan karena tempatnya penuh dengan hiasan ornamen klasik, tapi benar-benar penataan suasananya yang didesain sedemikian rupa sehingga membuat pengunjung merasa betah untuk duduk berlama-lama menghabiskan waktu. Suasananya makin meriah oleh lampion imlek yang memiliki makna pembawa keberuntungan, memenuhi setiap sudut ruangan dengan penataan yang memperlihatkan nilai seni yang tinggi.



Malang, 22 Januari 2012

Sabtu, 21 Januari 2012

Imlek, Tradisi Purba Yang Terawetkan

Sebagai bangsa dengan peradaban tua, cina memiliki berbagai mahakarya agung untuk dipersembahkan sebagai warisan kejayaan masa silam yang gemilang. Bangsa yang mengawali peradabannya dari sungai hwang ho tersebut benar-benar adalah bangsa yang telah mampu mampu mangabadikan diri dengan mewariskan berbagai penemuan yang diwariskan secara temurun yang menjadikan masyarakat cina patut untuk bangga sebagai bangsa dengan peradaban yang besar. Bahkan setelah melintasi laut dan melampaui jarak dengan rentang waktu yang lamapun tidak memudarkan harta agung yang kepemilikannya sudah menjadi klaim bangsa cina. Sebuah penemuan baru bangsa cina yang hingga saat ini masih digunakan adalah sistem penanggalan. Sistem penanggalan bangsa cina ini telah berusia cukup lama, sekitar 3000 tahun sebelum masehi, sistem penanggalan yang menggunakan sistem solar ini telah mulai digunakan oleh bangsa cina. Dan hingga saat ini sistem penanggalan ini telah berumur sekitar 5000. Lima ribu tahun adalah waktu yang cukup lama namun jejak-jejak karya agung masa silam bangsa cina tetap terawetkan hingga saat ini. 

Sampai saat ini belum ada yang layak dijadikan rujukan bagaimana sistem penanggalan yang menggunakan sistem solar ini ditemukan. Namun ada sebuah legenda yang mengungkapkan bahwa penemuan sistem penanggalan cina ini berawal dari kisah masa silam. Konon pada masa silam seorang pemuda bernama wanian, pada sebuah kesempatan ia duduk istrahat disebuah pohon. Wanian muda melihat bayangan pohon tempat ia bernaung bergerak dengan perlahan dan secara teratur sesuai dengan pergerakan matahari. Melihat pergerakan ini, Wanian terinspirasi membuat alat ukur waktu dengan menggunakan tongkat, namun temuan wanian ini memiliki keterbatasan karena hanya berfungsi ketika matahari sedang tidak tertutup awan. Keterbatasan ini memaksa Wanian untuk berpikir bagaimana menemukan sebuah alat ukur waktu yang tidak bergantung pada cahaya matahari. Kemudian wanian membuat semacam jam dengan mempergunakan sebuah jar yang diletakan sedemikian rupa  sehingga air didalam jar akan menetes perlahan dengan interval yang dapat diatur.

Ditempat lain pada waktu yang bersamaan dengan wanian menemukan alat ukur waktu, Raja Zuyi sedang mencemaskan bencana alam yang melanda negeri yang ia pimpin. Sang raja Zuyi merasa optimis bahwa bencana alam yang melanda negerinya bisa bisa diantisipasi dengan cara memprediksi cuaca. Oleh salah seorang menterinya bernama A Heng kemudian mengusulkan untuk mengadakan upacara sembahyang pada langit, konon Kaisar Giok minta sogokan kalau sogokan tidak diberikan maka dewa giok akan menurunkan bencana yang lebih hebat lagi. Raja zuyi kemudian menerima usulan sang menteri namun bencana alam tetap saja terjadi.

Suatu waktu Wanian mendengar keresahan sang raja, wanian muda kemudian menemui raja zuyi dan menerangkan hasil penemuan dan observasinya yang membuat raja zuyi merasa terkesan. Kemudian raja zuyi mendirikan stasiun cuaca lengkap dengan alat ukur waktu yang membuat wanian kemudian menciptakan sistem penanggalan. Tidal lama kemudian sang raja memerintahkan menterinya untuk melihat hasil karya wanian. Sang menteri yang melihat hasil kerja wanian dan melihat catatan yang dibuat wanian. Melihat catatan tersebut sang menteri khawatir kalau prestasi yang dicapai wanian akan menyingkirkan Aheng dari jabatan menteri. Untuk menjaga jabatannya Aheng menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh wanian, namun rencana ini terbongkar sebelum berhasil membunuh wanian dan Aheng kemudian dihukum pacung. Setelah bertemu raja zuyi wanian menjelaskan bahwa ia telah berhasil menciptakan suatu hitungan tahun.

Apa yang diciptakan oleh wanian ini merupakan awal perhitungan sistem kalender dunia yang dikenal saat ini. Penanggalan ini kemudian menempatkan tanggal awal mula perayaan musim semi yang kemudian dirayakan setiap tahun sebagai tahun baru imlek. Hingga saat ini perayaan imlek masih dilangsungkan setiap tahun awal musim semi. Karena seperlima dari penghuni bumi adalah bangsa cina, maka perayaan tahun baru imlek menggemuruh karena dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang cina. Mungkin karena sebagian besar penghuni bumi di warnai oleh orang cina maka budaya mereka terawetkan dengan baik.

Terlepas dari penemuan wanian, perayaan imlek menyimpan berbagai makna yang sangat dalam. Dalam perayaan imlek menempatkan kasih sebagai faktor pemersatu kehidupan, dimana kasih ini tidak hanya dalam wujud sesama tapi juga makna kasih dalam imlek merangkum realitas kehidupan secara keseluruhan. Realitas kehidupan ini adalah sesuatu yang harus disatukan, disemangati, dan ditumbuhkan dengan kasih. Menumbuhkan kasih dalam imlek bukan sekedar sebuah ungkapan saja tapi lebih pada membahasakan kehidupan yang berkualitas dengan realitas perbuatan. Realitas kehidupan yang dipersatukan kasih ini kemudian menjadi pengalaman kasih yang tercerahkan dan membahagiakan serta terbagikan kepada orang lain.

Gong Xi Fa Chai


Malang, 21 Januari 2012

Kesatria Hitam Putih, Sang Tinju Haus Keadilan

Pada zaman dahulu kala di Cina kuno, sebuah kota bernama Gongmen dipimpin oleh sepasang merak. Dalam kepemimpinan mereka kota Gongmen adalah kota yang membawa kebahagiaan dan kemakmuran. Dalam abad ke emasan tersebut ilmuwan kota Gongmen berhasil menemukan penemuan baru, penemuan kembang api. Putra sang raja merak, Lord Shen melihat bahwa ada sebuah kekuatan besar dibalik penemuan kembang api, sebuah kekuatan gelap, kekuatan yang bisa membawa pada keagungan kota Gongmen. Penemuan kembang api telah membawa warna dan kegembiraan pada masyarakat Gongmen, namun juga bisa membawa kegelapan dan kehancuran. Kekuatan gelap yang dilihat oleh Lord Shen dibalik kembang api membuat raja merak merasa resah, sehingga orang tua Shen berkonsultasi dengan tukang ramal.


Setelah memaparkan duduk persoalan sang tukang ramal mengatakan bahwa jika Shen terus dengan memiliki sisi gelapnya, maka suatu saat akan hadir ksatria hitam putih yang akan mengubur sisi gelapnya. Namun sang raja muda Lord Shen mencoba mengubah peruntungannya, dia mencoba mengubur takdir buruknya dengan melakukan pembantaian masal terhadap bangsa dan suku yang kelak menjadi cikal bakal lahirnya ksatria hitam putih. Setelah melakukan pembantaian masal, Lord Shen kembali untuk melaporkan kepada sang raja bahwa takdirnya sudah diubah dengan membantai bangsa yang kelak menjadi munculnya kesatria hitam putih. Mendengar itu orang tua Lord Shen menjadi murka dan mengusir Lord Shen dari kota Gongmen. Sebelum meninggalkan kota Lord Shen sempat berjanji bahwa kelak dia akan kembali untuk balas dendam dan saat ia kembali Cina akan tunduk di Kakinya.


Sementara Lord Shen dalam pengembaraannya, disebuah bukit di depan gua master Shifu sedang sibuk melatih kesatria hitam putih, ksatria yang akan menyelamatkan kota gongmen dari kebengisan Lord Shen. Master Shifu memberikan latihan yang harus dipelajari oleh kesatria hitam putih. Sebuah jurus yang menjadi inti dari semua yang dipelajari, bukan hanya kesatria hitam putih tapi juga semua ahli kungfu mempelajarinya. Mereka mencari dan mencoba memahami yang kebanyakan dari mereka menemukannya dengan cara yang berbeda. Sebagian menemukannya dalam siksaan dan penderitaan, sebagian menemukannya dalam ruang tapa yang sunyi dan gelap tanpa makan dan minum. Sebuah jurus yang oleh master Shifu menyebutnya dengan sebutan inner peace, sebuah jurus yang mengalirkan kedamaian, ketenangan dan kelembutan. Sebuah jurus yang membutuhkan pemahaman yang kemudian mengalir pelan untuk kemudian menyatu pada sebuah akhir yang membeningkan dan mendamaikan jiwa.


Sebelum kesatria hitam putih menguasai teknik inner peace Lord Shen telah kembali kekota Gongmen. Kedatangannya adalah untuk menaklukan kota dan mengambil hak warisnya sebagai penerus kepemimpinan kota Gongmen. Namun niatnya dihadang oleh para pengawal istana Gongmen, setelah membunuh para pengawal istanan Gongmen dengan menggunakan kekuatan gelap yang menginsiparasinya , Lord Shen dengan bebas melenggang masuk menguasai istana Gongmen. Kembalinya Lord Shen ke kota Gongmen kekuatan gelapnya dunia kungfu merasa bahwa saat itu adalah saat dimana dunia kungfu telah berakhir. Kungfu seoalah tidak berdaya dengan kekuatan gelap Lord Shen, kesatria hitam putih pun sempat bingung saat disuruh oleh master Shifu untuk menghentikan kekuatan gelap Lord Shen sehingga kesatria hitam putih menanyakan kepada master Shifu, dengan cara bagaimana ia menghentikan kekuatan yang mengalahkan kekuatan kungfu. Dengan penuh ketenangan master Shifu mengatakan bahwa dengan inner peace.  


Dalam sebuah pertempuran sengit yang sangat melelahkan, Lord Shen dan Kesatria hitam putih berdiri berhadap-hadapan. Dengan mengerahkan kekuatan penuh, Lord Shen menyerang kesatria hitam putih. Kesatria hitam putih yang sadar bahwa dia dalam posisi yang terbuka dan gampang untuk dikalahkan. Kondisi panik membuat dia sadar bahwa saat itulah waktu yang tepat untuk menggunakan kekuatan inner peace. Dengan menggunakan kekuatan inner peace, kesatria hitam putih berhasi mementahkan semua  serangan Lord Shen yang menggunakan kekuatan gelap dan Lord Shen tewas dengan kekuatan gelapnya sendiri.



Malang, 21 Januari 2012

Kamis, 19 Januari 2012

Dialog Kondom dan Pembalut Wanita








Suatu saat dalam sebuah percakapan, kondom protes pada pembalut wanita :
Kondom: Ketika lu lagi dipake, penjualan gue anjlok selama 7 hari”
Jawab Softex : “Ah baru 7 hari, kalo lu bocor sekali aja, 
penjualan gue mandeg 9 bulan, tau!

Minggu, 15 Januari 2012

Konsep Restrukturisasi Organisasi Pemerintahan

 Gambar by, carapedia.com
Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntunan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekan prinsip-prinsip good governance. Selain itu masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan public goods and service yang diharapkan oleh masyarakat. Agar good governance menjadi kenyataan dan sukses, dibutuhkan komitmen dari semua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Good governance yang efektif menuntut adanya koordinasi (aligment) yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian penerapan konsep good governance dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri.

Kepemerintahan yang baik merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan semakin meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah berubah, oleh karena itu, tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan akan menuntut perubahan yang sangat besar dan mendasar terhadap cara hidup dalam berbagai tatanan organisasi yang mencakup antara lain: para karyawan, manajer dan pimpinan organisasi yang selalu harus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh perubahan yang sangat pesat dan penuh ketidak pastian.

Dalam perspektif organisasi terdapat beberapa pengertian mengenai perubahan yaitu sebagai berikut:
- Perubahan adalah sebuah fenomena alami.
- Perubahan adalah berkesinambungan dan terus berlanjut.
- Tujuan perubahan adalah membantu kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
- Kelangsungan hidup dan pertumbuhan tergantung pada adaptasi terhadap sebuah lingkungan yang berubah.
- Lingkungan dapat dipengaruhi dan dibentuk oleh tindakan dan keputusan organisasi.
- Belajar dari pengalaman adalah penting untuk proses adaptasi dan perubahan yang sukses.
- Individu-individu berubah baik ke arah yang sama maupun unik.

Kita sekarang ini sedang dihadapkan pada perubahan sifat-sifat dasar manajemen yang di gerakan oleh perubahan cepat dan luas dalam kondisi sosial, ekonomi dan poltik, yang dipicu secara pesat oleh berkembangnya teknologi. Kondisi tersebut mendorong kita semua sebagai anggota organisasi yang profesional, harus mampu merespon era globalisasi sehingga bukan saja harus mampu memanfaatkan berbagai peluang, namun lebih dari itu, yaitu harus mampu merubah tantangan menjadi peluang.

Masalah dalam perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.

Pengelolaan Perubahan
Berkaitan dengan pengelolaan perubahan, tantangan yang sangat besar dalam mengelola perubahan adalah menentukan: dimana, kapan dan bagaimana memulainya. Dalam kaitan untuk mengelola perubahan, pimpinan perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
1.    Memahami mekanisme dasar perubahan.
2.    Mengembangkan program perubahan.
3.    Menganalisis kekuatan yang mempengaruhi perubahan.
4.    Mengambil langkah untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan.
5.    Memperoleh komitmen terhadap perubahan.
6.    Meningkatkan laju perubahan.

Timbulnya isu negatif dari perubahan yang direncanakan dalam kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dalam beberapa hal memang tidak dapat dihindarkan. Banyak pemborosan, kesia-siaan dan penderitaan yang ditemukan, yang sebenarnya dapat dihindarkan. Namun sebuah perubahan dalam organisasi akan efektif bila di landasi oleh wawasan yang mendasar yaitu perubahan yang besar tidak akan terjadi dengan mudah karena berbagai alasan.

Menangani Perubahan Organisasi Secara Sederhana
Ada banyak cara untuk memahami perubahan. Namun yang lebih penting dari metode memahami perubahan, lebih baik kita memiliki suatu metode yang dapat dijadikan pegangan sederhana dalam menangani perubahan dan menentukan sikap yang seharusnya.

Salah satu metode yang bermanfaat adalah Model Kuadran Perubahan. Metode ini cukup populer untuk digunakan dalam mengelola suatu perubahan organisasi.atau komunitas. Alat ini juga berguna untuk menentukan pemeran-pemeran perubahan, lingkup perubahan dan timing yang cocok sehingga keberhasilan dapat terjadi. Model ini mulai dengan memahami bahwa ada dua jenis organisasi. Jenis pertama adalah organisasi yang hangat dan jenis yang kedua adalah organisasi yang dingin. Suatu organisasi yang hangat memiliki norma-norma yang hidup di dalam hampir seluruh personilnya dan dalam iklim hubungan antar manusianya. Organisasi ini memiliki suatu pemahaman bersama mengenai arah organisasi ini. Sebagian besar orang melakukan tugas dan menunjukkan kinerja tinggi karena motivasi dalam diri mereka.

Sebaliknya, organisasi yang dingin adalah suatu organisasi dimana aturan-aturan, sistem, struktur dan prosedur menentukan arah organisasi sehingga tekanan pada pengendalian dan koordinasi sangat tinggi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dalam organisasi ini kecil sekali dorongan dalam tiap-tiap pribadi yang terlibat untuk mencapai kinerja yang tinggi. Selanjutnya model ini mengenali adanya dua jenis perubahan. Pertama adalah perubahan yang dingin. Perubahan yang dingin adalah perubahan yang dihasilkan sebagai suatu penalaran atas lingkungan organisasi ini atau karena tekanan keadaan buruk, seperti kemungkinan bubarnya organisasi ini. Kedua, adalah perubahan yang hangat. Perubahan ini timbul karena dorongan atau motivasi pribadi-pribadi yang terlibat di dalam organisasi ini untuk mencapai arah dan kinerja yang lebih baik.



Malang, 15 Januari 2012

Minggu, 08 Januari 2012

Pertarungan Aktor Dalam Kebijakan Publik



Gambar by niamchomsky.wordpress.com
Dalam setiap ada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, maka pertanyaan yang sering muncul adalah siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dengan adanya kebijakan tersebut. Mengenai hal ini, Lindblom mengungkapkan bahwa setiap pembuatan kebijakan ada kelompok yang dirugikan dan ada kelompok yang diuntungkan dengan adanya kebijakan tersebut. Karena kondisi ini maka seorang policy maker dalam menyusun sebuah konsep kebijakan harus mempertimbangkan sisi politis kepentingan kelompok-kelompok yang akan dipengaruhi dengan lahirnya kebijakan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Wahab dan Islamy mengungkapkan bahwa seorang policy maker tidak cukup hanya memahami ilmu kebijakan publik saja, tapi seorang policy maker harus memiliki kecakapan politik sehingga dalam setiap kebijakan yang dihasilkan seorang policy maker mengetahui dengan jelas siapa siapa yang akan membeli kebijakan tersebut dan siapa yang akan menjual. Serta dengan harga bagaimana kebijakan tersebut dijual agar bisa laku.

Karena banyaknya kelompok yang berkepentingan terhadap kebijakan, maka kebijakan publik itu harus dipahami sebagai arena pertarungan (an arena of struggle) kepentingan maupun dipahami sebagai peristiwa sosial (social event) tempat dimana sekumpulan orang yang berangkat dari latar belakang sosial yang berbeda dan pandangan yang berbeda berkompetisi  dalam sebuah pentas untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan mereka. Dalam pentas semacam ini setiap aktor dengan strategi masing-masing berusaha memenangkan pertarungan-pertarungan mereka dengan memaksimalkan sumber daya yang mereka miliki. Dilihat dari sudut pandang seorang analis kebijakan, ini berarti bahwa agar kita bisa memahami bagaimana aktor-aktor itu memandang sesuatu dan strategi-strategi apa yang mereka kembangkan maka harus dijelaskan dalam konteks yang lebih luas agar proses keakuratan dalam analisa lebih terpercaya.

Pendekatan peristiwa sosial ini terkadang menyeret mereka yang tidak berkempentingan, tidak jarang para aktor kunci dalam peristiwa sosial ini menyeret aktor-aktor baru yang semula mereka hanya menjadi sekedar penonton yang berada dipinggir arena. Para penonton yang berada dipinggir arena ini bisa terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang pada kondisi sosial tertentu merasa terbujuk untuk memasuki arena pertarungan. Para pemain dalam proses kebijakan ini tidak hanya berada pada pertarungan secara terang-terangan tapi ada juga aktor tertentu yang hanya menjadi penunggang gelap dalam proses kebijakan.

Masing-masinga aktor dalam kebijakan tentu memiliki motif, kebutuhan, harapan, dorongan, tujuan atau sasaran tertentu yang menggerakannya dalam mengartikulasikan dan memperjuangkan preferensi kebijakannya atau dalam merespon preferensi kebijakan dari aktor lain. Dalam proses analisa kebijakan dengan menggunakan pendekatan kebutuhan ini akan memunculkan persoalan lain, dimana pendekatan kebutuhan ini sifatnya akan terlampau mempribadi karena pada dasarnya motivasi ini bukan hanya menyangkut persoalan individu, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu.

Namun ada hal yang perlu disadari berkaitan dengan faktor motivasi dari aktor tertentu akan menentukan seberapa besar nilai yang harus dibayar oleh aktor yang lain demi mendapatkan dukungan politik yang diberikan. Dalam hubungan ini, seorang analis betapapun sulitnya, hendaknya bisa menyingkapkan aspek motivasi ini, baik yang terselubung maupun yang terang-terangan. Proses pengungkapan ini sangat penting dalam analisis untuk mengetahui aktor mana yang bersedia menjual dan aktor mana yang sekiranya akan bersedia membeli, dan lewat mekanisme apa dan dengan harga politik berapa.
 
 
 
 
Malang, 08 Januari 2012

Pengertian Akuntabilitas


Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitas (accountability) yaitu berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggung jawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.

Pengertian akuntabilitas ini memberikan suatu petunjuk sasaran pada hampir semua reformasi sektor publik dan mendorong pada munculnya tekanan untuk pelaku kunci yang terlibat untuk bertanggungjawab dan untuk menjamin kinerja pelayanan publik yang baik. Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan pertanggung jawaban dimana dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang terkait harus mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip akuntabilitas terutama berkaitan erat dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan atau program yang telah ditetapkan itu.

Pengertian akuntabilitas menurut Lawton dan Rose dapat dikatakan sebagai sebuah proses dimana seorang atau sekelompok orang yang diperlukan untuk membuat laporan aktivitas mereka dan dengan cara yang mereka sudah atau belum ketahui untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Akuntabilitas sebagai salah satu prinsip good corporate governance berkaitan dengan pertanggungjawaban pimpinan atas keputusan dan hasil yang dicapai, sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi. Prinsip akuntabilitas digunakan untuk menciptakan sistem kontrol yang efektif berdasarkan distribusi kekuasaan pemegang saham, direksi dan komisaris. Prinsip akuntabilitas menuntut 2 (dua) hal, yaitu : 1) kemampuan menjawab dan 2) konsekuensi. Komponen pertama (istilah yang bermula dari responsibilitas) adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya telah digunakan dan apa yang telah tercapai dengan menggunakan sumber daya tersebut.

Aspek yang terkandung dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa publik mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak yang mereka beri kepercayaan. Media pertanggungjawaban dalam konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban saja, tetapi mencakup juga praktek-praktek kemudahan si pemberi mandat mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, akuntabilitas akan tumbuh subur pada lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai landasan penting dan dalam suasana yang transparan dan demokrasi serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Akuntabilitas, sebagai salah satu prasyarat dari penyelenggaraan negara yang baru, didasarkan pada konsep organisasi dalam manajemen, yang menyangkut :
1. Luas kewenangan dan rentang kendali (spand of control) organisasi.
2. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controllable) pada level manajemen atau tingkat kekuasaan tertentu.

Pengendalian sebagai bagian penting dari masyarakat yang baik saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pengendalian tidak dapat berjalan dengan efesien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik, demikian pula sebaliknya. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik. Sumber daya ini merupakan masukan bagi individu maupun unit organisasi yang seharusnya dapat diukur dan diidentifikasikan secara jelas. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dari karyawan organisasi sehingga tercapai kelancaran dan keterpautan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
 
 
 
Malang, 08 Januari 2012