Sketsa sosok Dolly Khavitz
Dunia prostitusi
telah menjalani kehidupan yang panjang, walaupun sampai saat ini belum pasti
sejak kapan praktek prostitusi ini muncul. Sebuah referensi menuliskan bahwa
daratan italy abad ke 14 dan 15 seakan berada dalam pelukan aktifitas pelacuran
dimana maraknya aktifitas pelacuran ini dipicu oleh pernyataan dewan agung pada
saat itu mengeluarkan statemen bahwa prostitusi masuk kategori benar dan
keberadaan pelacuran diperuntukan bagi dunia. Tidak mengherankan kalau
pelacuran menjamur di Italy sejak statemen itu dikeluarkan. Pada setiap sudut
kota maupun pusat kota italy penuh dengan rumah bordil. Bukti sejarah telah
memperlihatkan bahwa kota pompei di italy ternyata
merupakan pusat kemaksiatan terbesar. Kota pompei dipenuhi oleh lokasi-lokasi
perzinahan. Begitu banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak
diketahui. Dimana organ-organ kemaluan dengan ukuran seperti aslinya
bergantungan pada pintu-pintu rumah bordil yang ada di kota pompei.
Italy seolah
tidak terpisah dari kehidupan prostitusi, seorang pelacur kemudian menjadi
walikota disalah satu di kota italy hanya karena mengusung isu bahwa dia akan
menjadikan kotanya sebagai kawasan prostitusi. Baru-baru ini dalam sebuah situs
mengungkapkan bahwa salah seorang calon peserta pemilihan walikota salah satu
kota di italy adalah seorang pelacur. Untuk memenangan pertarungan dalam
pemilihan walikota, sang pelacur bukannya menyampaikan orasi ilmiah yang penuh
dengan program-program yang memukau tapi dia akan melakukan tarian telanjang
dihadapan pendukungnya. Bahkan dia berani menantang rivalnya yang juga dari
provesi yang sama untuk bertanding tari telanjang dihadapan masyarakat italy.
Saat ini
pelacuran bukan lagi milik italy, tapi dunia prostitusi telah benar-benar
merambat jauh hingga mencapai daerah manapun didunia ini. Statemen yang seolah
melegalkan dunia prostitusi saat ini walaupun berbeda dengan pernyataan dewan
agung bangsa italy abad 14 dan 15 namun statemen itu sedikit mirip. Saat ini
statemen yang sering di perdengarkan bahwa kemajuan sebuah daerah selalu
disertai oleh maraknya dunia prostitusi. Statemen ini kemudian memicu
menjamurnya kawasan prostitusi di kawasan perkotaan. Perkembangan kawasan
prostitusi yang sebagaimana di berkembang di Italy yang kehadirannya
diperuntukan bagi dunia seolah tidak terbendung. Di indonesia saat inipun seolah
tidak lepas dari dunia prostitusi. Dikota-kota besar indonesia tidak lepas dari
dunia prostitusi.
Oleh seorang
perempuan peranakan jawa pilipin bernama Dolly khavitz kemudian mendirikan
sebuah kawasan prostitusi di kota surabaya.
Awalnya dolly menikah dengan seorang pelaut yang kemudian menghianatinya
dengan melakukan perselingkuhan dengan perempuan lain. Kekecewaan dolly
terhadap suami yang menghianatinya kemudian membuat ia tidak percaya dengan
laki-laki sehingga ia memilih untuk melakukan pernikahan sejenis. Sampai saat
ini kawasan prostitusi terbesar di indonesia masih menggunakan nama dolly yang
diambil dari nama kreatornya dolly khavitz. Dolly adalah sebuah kawasan
prostitusi terbesar dikawasan asia yang nama besarnya dikenal hingga kawasan
asia tenggara yang tenar dengan nama Dolly. Kawasan ini pada awalnya adalah
kawasan pinggiran kota surabaya yang kemudian kawasan dolly ini dipindahkan ketempatnya
saat ini karena perkembangan kota surabaya telah membuat kawasan dolly berada
di pusat kota.
Apa yang menjadi
kreasi dolly ini benar-benar seolah membenarkan ungkapan ungkapan kuno para
dewan agung italy yang kehadiran dunia prostitusi diperuntukan bagi dunia
maupun ungkapan yang menyebutkan bahwa kemajuan sebuah daerah ditandai dengan
adanya kawasan prostitusi. Daya tarik dolly yang seolah magnet yang menarik
para penikmat seks ini benar-benar luar biasa. Bahkan kehadiran kawasan
prostitusi terbesar dikota surabaya ini mendapat dukungan warga sekitar kawasan
prostitusi. Dukungan ini terlihat beberapa waktu lalu saat pemerintah
berkeinginan untuk membubarkan kawasan prostitusi dolly yang mendapat
pertentangan dengan masyarakat kawasa dolly. Mereka menolak penghapusan kawasan
prostitusi dolly. Penantangan ini tidak hanya dari masyarakat dikawasan dolly
saja, tapi para penikmat hasrat dari berbagai daerah menentang penghapusan
kawasan prostitusi dolly.
Lokalisasi dolly
ini seolah sebuah kota mesum, dimana dalam kawasan dolly sendiri di sesaki oleh
kurang lebih 800 wisma esek-esek, kafe dangdut, panti pijat pelacur plus-plus.
Selain disesaki oleh bangunan wisma, kafe, dan panti pijat, kawasan dolly juga
di sesaki oleh manusia dari segala profesi. Kurang lebih ada sekitar 9000
penjaja cinta yang ahli pijat aurat menyambut setiap pelanggan yang tidak segan
menawarkan alat kelamin kepada setiap pengunjung kawasan prostitusi dolly.
Ketika tawar menawar alat kelamin ini disepakati maka selanjutnya tawar menawar
itu kemudian menjadi desahan-desahan nikmat dari balik bilik sempit wisma
esek-esek yang ada di lokalisasi dolly. Desahan-desahan nikmat dari para
penikmat seks dikawasan lokalisasi dolly tidak sebanding dengan efek yang
mengintai dibalik desahan nikmat pada setiap pergumulan yang terjadi. Penyakit
menular yang dipicu oleh desahan pergumulan nikmat telah menjadi ancaman
tersendiri bagi masyarakat. Dari data dinas kesehatan kota surabaya dari
sebanyak 1.278 PSK dolly yang diperiksa, sekitar 900 orang atau 76% mengidap
penyakit menular seksual. Penyakit menular seksual yang di idap oleh PSK
kawasan dolly masih didominasi oleh HIV/AIDS.
Dari data yang di perlihatkan oleh pemerintah kota
surabaya tentang penyakit yang muncul dari perilaku seksual pada lokaslisasi
dolly tentu menjadi pertanyaan bagi kita. Benarkah kehadiran prostitusi
diperuntukan bagi dunia atau kehadiran prostitusi sebagai pemercepat
perkembangan sebuah daerah. Tentu kita semua menolak apapun jenis statemen yang
seolah hanya memberi lagilitas praktek transaksi seksual. Praktek seksual ini
tidak ubahnya sebuah kutukan yang menjalar untuk kemudian membinasakan
kelangsungan kehidupan umat manusia. Desahan-desahan kenikmatan yang
kehadirannya diperuntukan dunia, kini telah menjadi kutukan terkejam yang
membawa kesengsaraan dalam menjemput kematian. Betapa dahsyatnya kutukan ini
sampai mereka yang tidak merasakan nikmatnya transaksi alat kelamin inipun bisa
menjadi pewaris kutukan yang mematikan ini. Proses estafet kutukan ini
berproses secara terus menerus secara alami tanpa disadari oleh siapapun.
Malang, 11 Maret 2012