Selamat Datang

Mencoba Melukis Makna Dalam Deretan Aksara

Senin, 06 Februari 2012

Ritual Seks Malam Valentine

Seorang pemuda rela membangkan dari perintah yang mewajibkan semua pria dinegaranya untuk ikut berperang demi cintanya kepada wanita pujaan. Hingga kemudian secara diam-diam sepasang kekasih yang telah dimabukan oleh anggur cinta sebagaimana yang dibahasakan oleh Gibran menghubungi seorang pendeta agar dinikahkan. Namun sang pendeta sedikit keberatan atas permintaan sepasang kekasih tadi mengingat negara memberi kewajiban kepada semua pria untuk ikut berperang membela negara. Tapi melihat cinta dari sepasang kekasih ini yang telah mengakar dan mencengkeram kuat dalam cadas cinta keduanya, bagi Valentine maka tidak ada pilihan selain mengamini keinginan kuat dari sepasang kekasih yang meminta bantuan kepadanya untuk menikahkan mereka.

Kemudian secara diam-diam pendeta Valentine menikahkan mereka dalam sebuah gereja. Valentine tahu bahwa resiko yang akan dia terima adalah sebuah resiko yang tidak kecil bahkan resiko tersebut bisa menyebabkan ia sendiri kehilangan nyawa. Karena keputusan yang dia ambil bertentangan dengan keputusan negara dimana saat itu mengharuskan semua pemuda untuk ikut berperang. Raja yang kemudian mengetahui apa yang dilakukan oleh valentine, kemudian memerintahkan kepada algojonya untuk menghukum mati pendeta valentine yang telah berani melawan keputusan seorang raja. Sebagai masyarakat biasa tentu valentine tidak memiliki kekuatan untuk menolak wewenang seorang raja sebagai penguasa tunggal. 

Berangkat dari kisah tragis ini, beberapa puluh tahun kemudian masyarakat seolah menjadikan kisah tragis ini secara spontan kemudian menjadi tindakan kolektif bagi warga dunia untuk dirayakan sebagai simbol kasih sayang bertepatan dengan tanggal ketika ia mengerang dalam tebasan algojo dalam ritual eksekusi sebagai bentuk pembangkangan terhadap kuasa seorang raja. Mungkin Valentine tidak pernah tahu bahwa kematiannya membawa simbol yang memiliki kekuatan pengaruh yang mendunia. Mungkin dia juga tidak pernah bermimpi bahwa kematiannya adalah sebuah inspirasi yang memberikan kesadaran bagi kita untuk menelisik kedalam jiwa kita dan mencoba menumbuhkan kasih sayang yang terkadang tidak pernah kita sadari. Entah valentine sadar atau tidak yang jelas warga dunia hari ini telah mengabadikan kisah tragis ini sebagai realitas yang tidak akan punah.

Begitu mengakarnya kisah tragis ini hingga kemudian setelah melampaui beberapa waktu tidak membuat kisah ini memudar. Justeru lamanya waktu yang dilewati membuat kisah tragis ini semakin mengakar. Dikalangan anak muda kisah ini seolah sebuah kehidupan yang tidak bisa dilepaskan dengan begitu mudah. Dunia anak muda justeru menjadikan kisah tragis ini tetap terpelihara dan benar-benar seolah hidup. Kisah tragis masa silam ini benar-benar merasuki jauh lebih dalam hingga seolah tidak ada ruang bagi kisah lain dalam diri mereka. Fanatisme anak muda akan kisah ini kemudian memperpanjang usia kisah masa silam ini untuk tidak dicampakan kedalam keranjang berlabel legenda kuno.

Dalam perkembangan kehidupan sosial yang hingga hari, dunia telah mengalami percepatan perubahan yang tidak disertai dengan keseimbangan laju etika kehidupan sosial. Perkembangan yang cepat ini tidak hanya terjadi pada satu sektor saja tapi mempengaruhi semua lini kehidupan. Perkembangan yang tidak seimbang ini kemudian mengacaukan kehidupan sosial yang selama berjalan dengan sangat harmonis. Kekacauan ini kemudian mengubah pola pandangan masyarakat dalam melihat kehidupan. Dunia perayaan valentine yang selama ini disimbolkan untuk merayakan kasih sayang kemudian terpeleset menjadi pesta seks. Dimana nilai sakral dari valentine ini bukan lagi terletak pada kisah asal mula lahirnya hari valentine. Kasih sayang yang semula masih dalam batas wajar yang diwujudkan lewat hadiah dan ungkapan tulus kejujuran ini kemudian dikacaukan oleh pemahaman lain. Dimana dalam perayaan ini seolah tidak sakral tanpa disertai dengan ritual seks. Penyerahan diri secara total pada ritual seks seolah kado terindah dihari kasih sayang sehingga tidak sedikit yang menanti moment ini untuk saling memasrahkan diri untuk merenggut kenikmatan diatas kisah tragis valentine yang memilukan.

Sebuah pengakuan jujur akan ritual seks ini dimuat dalam salah satu koran lokal jawa timur medio februari 2011 yang lalu, seorang pemilik tokoh bernama Umar yang menjual jaket kulit tipis (kondom) mengemukakan bahwa pada hari-hari biasa hingga tengah malam jaket kulit tipis yang dia jual hanya laku sebanyak sembilan buah tapi menjelang valentine hingga sehari setelah valentine dari jam tujuh malam hingga jam sembilan malam jaket tipisnya sudah laku hingga empat puluh lima buah. Ini Cuma pengakuan satu penjual, bagaimana dengan penjual lainnya dan bagaimana pula dengan mereka yang merayakan ritual seks ini yang bukan tipe pengagum jaket tipis ini. Dari pengakuan Umar ini tentu kita berkesimpulan bahwa ada rutinitas seksual terselubung yang menjadi penunggang gelap dibalik perayaan kasih sayang yang mendunia.

Di Daerah Bima, dari 8 Apotik yang dikunjungi dan dimintai informasi oleh Komunitas BABUJU, Alat kontrasepsi (Kondom) cukup diminati. Menurut penuturan apoteker salah satu Apotik yang ada di Bima mengungkapkan bahwa, pada malam Valentine, Kondom paling banyak diminati. Lebih lanjut dia menuturkan kalau malam Valentine, 6 Kotak (isi 10) kondom ludes terjual, sedangkan yang isi 3 (Harga Rp 5.000) sekitar 30an bungkus terjual, hal ini meningkat sekitar 40 persen dari hari biasa. Dari investigasi yang dilakukan, permintaan alat kontrasepsi (Kondom) di sejumlah apotik kota Bima, naik sekitar 20 – 40 persen pada malam Valentine. Sedangkan hunian penginapan di kota Bima yang didatangi oleh salah satu Tim investigasi menyatakan yang chek in pada hari sabtu maupun malam minggu rata – rata mencapai setengah dari jumlah kamar. Dari catatan buku inap yang diperlihatkan memang menunjukan angka kenaikan mencapai 10 persen dari hari biasa. Sedangkan pantauan langsung pada malam minggu (13/2/2010) di empat hotel yang berbeda diwilayah kompleks Terminal Dara dan pertokoan Bima, terdapat aktifitas dalam bentuk inap short time atau sewa pake 2 – 3 jam saja. Meskipun geliat penginapan tidak terkait langsung dengan euphoria malam Valentine, namun indikasi-indikasi ritual seks tetap ada. Berbeda dengan jawa timur dan Bima, Makassar pada tahun tahun 2006 yang lalu, salah satu media cetak di Makassar (Tribun Timur, 15/02/06) memuat berita headline, “Malam Valentine, Stock Kondom Dikota Makassar Habis. Media cetak lain, -Berita Kota UP memuat berita “Dari kelas Melati sampai Hotel Bintang Lima di kota Makassar sudah dibocking untuk malam valentine” (BK-UP, 13/02/06).

Membaca pengakuan dan data penjual jaket tipis ini tentu akan mengantarkan pemiiran kita pada kalkulasi bisnis. Dimana dari kacamata pebisnis tentu penyimpangan dalam perayaan valentine yang berubah makna dari kasih sayang menjadi ritual seks adalah sebuah lahan bisnis yang menggiurkan mengingat ritual seksual ini adalah hasrat abadi yang bebas dari kepunahan. Penyimpangan ini adalah sebuah peluang bagi para pebisnis jaket tipis untuk meraup keuntungan. Sehingga yang menjadi pertanyaan kita adalah adakah kepentingan pebisnis kondom dibalik meriahnya ritual seks yang berkedok valentine ini.


Malang, 06 Februari 2012