Politik bukanlah lahan subur meraup keuntungan materi demi memuaskan nafsu serakah kita. Keserakahan Politisi hari ini telah merubah Definisi politik dari definisi awal yang selalu memperjuangkan kepentingan rakyat. Sekarang politik tidak lebih dari sebuah proses pencarian lahan pengganjal perut dan sumber penghidupan. Dalam sebuah bukunya maxchiaveli menyindir politisi seperti itu menggandaikan kepentingan masyarakat dengan isi perutnya.
Apakah ekonomi telah menjajah lahan politik ataukah memang sifat dasar manusia yang terlalu rakus sampai sebuah sarana untuk memperjuangkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat telah berubah menjadi sumber mata pencaharian ataukah pemahaman kita tentang politik yang terlalu idiot sehingga mensejajarkan kepentingan politik dengan kepentingan perut. Pantaskah hari ini kita meneriakan pembangunan kalau pembangunan hari ini tidak lebih dari topeng yang menyembunyikan bopeng kejelekan penguasa yang hanya mementingkan kepentingan dan ambisi pribadi.
Secara normatif politik adalah sarana untuk mengubah peradaban kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Tugas politisi adalah untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat lewat sebuah visi suci untuk mengabdi dan berjuang secara sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah atau tidak sekedar mementingkan ambisi pribadi. Dalam kepemimpinan politik, totalitas merupakan konsekwensi logis dari niat bahwa berpolitik adalah panggilan nurani pengabdian kepada masyarakat
Pemimpin yang baik tidak boleh iseng dan sembrono. Sejak dari niat hingga implementasi kebijakan, pemimpin harus total dan komprehensif. Menurut buku kubik leadership, keyakinan adalah akar, aksi adalah batang, dan buahnya adalah pekerti. Pemimpin mampu mengarahkan ketiga-tiganya. Tentu dalam hal ini, pemimpin tidak boleh main-main, apalagi dalam memimpin bangsa.
Bila pemimpin berangkat dari niat, keyakinan, pemahaman dan kesadaran eksistensial bahwa memimpin adalah amanat, ia akan berusaha tidak menyia-nyiakan amanat yang dipikulnya. Ia akan menjadi pemimpin yang sebaik mungkin. Tidakmendahulukan kepentingan dan kesenangan sendiri diatas penderitaan mereka yang dipimpin.
Malang, Gang V/250