Gaya Pencitraan di Indonesia Menjelang Kiamat
Oleh:
Satrio Arismunandar
Alkisah
stasiun pengamat antariksa milik NASA di Amerika dan sejumlah negara
maju lain telah mendeteksi kedatangan sebuah meteor raksasa, yang
dipastikan akan menghantam bumi. Dampak hantaman meteor itu akan
setara dengan ledakan ratusan bom atom. Artinya, kiamat bagi
kehidupan di bumi sudah tinggal menghitung hari.
Maka
PBB meminta seluruh negara untuk mengumumkan pada rakyat
masing-masing, agar bersiap menghadapi bencana tersebut. Indonesia
pun tidak terkecuali. Maka atas instruksi Presiden, Menkominfo, juru
bicara kepresidenan, dan tim pencitraan pemerintah pun mengadakan
rapat darurat khusus, guna membahas bagaimana cara terbaik untuk
penyampaian kabar buruk tersebut.
Namun,
karena penguasa sedang pusing oleh berbagai kasus korupsi yang
terungkap di media, pesan pun dikemas sedemikian rupa agar
meningkatkan citra pemerintah. Pesan untuk rakyat, yang sedianya akan
dibacakan oleh presiden itu, akhirnya menjadi seperti berikut:
”Rakyat
Indonesia yang saya cintai, saya memiliki kabar baik dan kabar buruk
untuk kita semua. Kabar buruknya, sebuah meteor raksasa akan
menghantam bumi kita, dan itu berarti kiamat. Tetapi, alhamdulillah,
saya memiliki kabar baik untuk kita semua. Yakni, beberapa hari
mendatang Indonesia akan 100 persen bebas dari korupsi.” ***
Kunjungan Ibu Negara Ke Republik Ceko.
Suatu
ketika Ibu Negara berkunjung ke Ceko (pecahan Cekoslovakia).
Dia
ditemani oleh istri
presiden Ceko.
Sambil
berjalan-jalan melihat keindahan alam, istri
presiden Ceko bercerita,
“Di
Ceko sekarang sedang sibuk dengan MINING BUSINESS. Ada oil mining,
coal mining, dan lain-lain. Pokoknya macam-macam mining business, deh
!”
Ibu
Negara langsung menyambung,
“Wah,
di Indonesia banyak juga lho!! Kalau ke Indonesia, coba aja Ibu
lihat. Ada perkebunan itu, peternakan ini, pertanian itu, hotel anu,
taksi ini, dan masih banyak lagi. Itu semua MINE BUSINESS lho !!”
Contoh Pejabat Anti Korupsi
Setelah
proyek multimilyar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule
wakil dari HQ kantor pemenang tender. Udah 7 tahun di Jakarta jadi
bisa cakap Indonesia.
Bule:
“Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah mercy S
320.”
Dirjen
: “Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok.
jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.”
Bule:
“Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina
relasi oleh kantor pusat.”
Dirjen:
“Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!”
Bule
(mikir ): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…”
Dirjen:
“Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!”
Bule
menelpon kantor pusat.
Bule:
“Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,-
saja.”
Dirjen:
“Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya..”
Bule:
“Tentu, Pak..”
Bule
menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. dirjen membayar dengan uang 50
ribuan. mereka pun bersalaman.
Bule
(sambil membuka dompet ): “Oh, maaf Pak. ini kembaliannya
Rp.40.000,-.”
Dirjen:
“Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi ke
rumah saya ya…”
Bule
: @#$%^&**(