Banyak orang yang memandang sinis
terhadap filsafat, mereka melihat filsafat seolah ilmu yang tidak memberi
manfaat. Sehingga tidak sedikit orang yang berpaling dari filsafat, filsafat
dianggap seolah berada dipuncak menara dan tidak bersentuhan dengan realitas
yang terjadi. Kalau kita merujuk pada akar filsafat itu sendiri yang berarti
cinta kebijaksanaan, tentu semua ilmu berawal dari filsafat. Sehingga Sumantri
mengibaratkan filsafat sebagi prajurit yang merebut sebuah wilayah dan setelah
menguasainya ia menyerahkan kepada pasukan lain untuk menguasai dan menjaga
daerah taklukan tersebut. Pada kenyataannya memang filsafat seperti itu, hanya
mencari filosofi sebuah ilmu. Kemudian ilmu yang menjadi temuan filsafat tadi melahirkan ilmu pengetahuan baru untuk mengkaji lebih dalam ilmu yang menjadi temuan tadi.
Fungsi filsafat disini hanyalah
sebagai peletak landasan berpijak pengetahuan. Apa yang menjadi landasan ilmu
pengetahuan yang ada saat ini adalah proses penemuan dan kajian filsafat.
Filosofi diperlukan untuk menetapkan apa yang menjadi landasan berpikir untuk
melihat masa depan ditengah-tengah ribuan pilihan yang sama pentingnya. Dan
setiap orang tentu punya cara berpikir yang berbeda-beda antara satu dengan
yang lain. Dan pada saat yang sama akan mengalami pilihan-pilihan yang saling
bertentangan satu dengan yang lainnya. Dalam kondisi seperti ini nilai sebuah
filosofi menjadi akan menjadi penting dan sangat diperlukan.
Dalam perjuangan membangun bangsa
Indonesia yang penuh dengan keterbatasan dan kesulitan yang menghimpit dimasa
penjajahan. Sukarno dengan pemahaman filosofi perjuangan dan pemahaman
kesulitan saat itu, ia memilih untuk berpikir demokrasi terpimpin. Pilihan itu
tentu merupakan pilihat yang tepat saat itu mengingat ia tidak memiliki banyak
pilihan, tidak memiliki tenaga yang cukup untuk membantunya dan ia dikelilingi
oleh pilihan-pilihan yang cenderung konflik satu dengan yang lainnya. Hal yang
sama juga dipraktekan oleh pemimpin Uni Emirat Arab dimana filosofi yang
dianutnya berbeda dengan filosofi yang dianut oleh dunia barat. Dimana dunia
barat menganggap bahwa politik dulu baru ekonomi, dimana filosofi ini didasari
oleh pemahaman bahwa ekonomi tidak akan berjalan ketika demokrasi belum
terlaksana dengan baik. Namun Sheikh Mohammed Bin Rashid memiliki filosofi
lain, bahwa ekonomi dulu baru politik. Landasan berpikirnya berangkat dari
asumsi bahwa politik tidak akan berlangsung secara demokratis ketika ekonomi
belum mapan. Menurutnya untuk menuju pada politik yang beradab maka manusia
harus sejahtera lebih dulu. Terbukti filosofi yang di terapkan mampu membawa
Uni Emirat Arab menjadi negara yang maju.
Tentu setiap orang memiliki filosofi
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, hal ini sangat ditentukan oleh
kemampuan masing-masing orang dalam melihat apa yang menjadi impian-impian
mereka. Kepekaan mereka dalam memahami fenomema yang terjadi akan berpengaruh
terhadap filosofi yang akan mereka anut. Untuk memahami fenomemana yang terjadi
kita membutuhkan beberapa cara dalam melihat fenomena-fenomena yang terjadi
maupun yang telah atau belum terjadi. Adapun tiga jenis mata yang bisa
digunakan untuk melihat:
Mata
persepsi
Mata
persepsi ini merupakan cara pandang yang paling sering dilakukan, walaupun cara
pandang dengan menggunakan mata persepsi ini seringkali menyesatkan. Cara
pandang ini hanya melihat apa yang tertangkap, dan setiap yang terjangkau dalam
pandangan mata persepsi ini dianggap sebagai sebuah realitas. Melihat dengan
mata persepsi ini merupakan yang paling dangkal karena kebenaran hanya terbatas
apa yang mereka lihat. Apa yang terjadi diluar jangkauan pandangan persepsi ini
dianggap bukan sebuah kebenaran.
Mata Probability
Mata
probability ini merupakan cara pandang yang tidak hanya melihat realitas saja,
tapi pandangan probability ini berusaha melihat dengan skenario-skenario. Dan
pada umumnya segala fenomena yang terjadi penuh dengan skenario-skenario. Dan
yang paling sering menggunakan cara melihat seperti ini adalah para analis.
Dimana mereka melihat sesuatu bukan didasari oleh fakta yang terjadi tapi
mereka akan menelusuri skenario yang terjadi. Bagi para analis realitas
hanyalah sebuah akibat dari skenario yang terjadi.
Mata
Possibility
Mata posibiliti ini merupakan cara melihat dengan
melibatkan kekuatan-kekuatan untuk menggerakan. Kekuatan-kekuatan ini muncul karena
kemampuan membahasakan filosofi yang ditetapkan kepada orang lain. Cara melihat
possibility hanya dilakukan oleh sebagian kecil saja.
Malang, 19 September 2011
Gang, 19 Kav. 7/7