Dalam bukunya Indonesia
Menggugat yang merupakan pidato pembelaannya ketika diadili Landraad
Bandung bulan Agustus 1930, Bung Karno menguraikan panjang lebar mengapa ekonomi
rakyat Indonesia dihisap dan ditekan oleh pemerintah penjajah Belanda yang bersekongkol
dengan perusahaan-perusahaan besar milik pemodal-pemodal Belanda. Namun yang
diserang Bung Karno sebenarnya bukan pemerintah Belanda tetapi sistem
kapitalisme dan imperialisme, satu paham atau satu isme yang telah
“mencelakakan rakyat dan bangsa Indonesia”.
Kami memang pernah menyatakan
rubuhkanlah imperialisme, rubuhkanlah kapitalisme! kami memang pernah
mengatakan “imperialisme jahat, kapitalisme angkara murka, imperialisme
mencelakakan kita, kapitalisme merusak rakyat, dan lain-lain sebagainya.-
tetapi adakah bisa jadi, bahwa kami memaksudkan dengan perkataan imperialisme
itu pemerintah yang sekarang atau keamanan umum, adakah bisa jadi bahwa kami
memaksudkan dengan kapitalisme itu bangsa Belanda atau bangsa asing yang lain?
Kapitalisme dan imperialisme,
Tuan-tuan Hukim, kapitalisme dan inperialisme sebagai kami uraikan di awal kami
punya pidato, dengan disokong dalil-dalil orang yang ternama, bukanlah bangsa
Belanda, bukanlah bangsa asing yang lain, bukanlah kaum BB, bukanlah kekuasaan
pemerintah, bukanlah suatu badan atau materi kapitalisme dan imperialisme
sebagai tiap-tiap perkataan yang berakhiran “isme” adalah suatu paham,
suatu pengertian, suatu sistem!
Sistem ini yang mencelakakan, sistem ini yang
jahat, sistem ini yang harus dirubuhkan, bukan bangsa asing, bukan pemerintah,
bukan kekuasaan pemerintah! Amboi, adakah kami begito goblok, adakah kami
kurang otak atau barangkali miring otak, mengira bahwa imperialisme sama dengan kekuasaan
pemerintah, kapitalisme sama dengan bangsa asing? (Soekarno,
1930, Indonesia Menggugat, Departemen Penerangan, 1952: 177-178).
Malang, 31 Desember 2011