Tulisan ini saya ambil dari situs meowmahz.com. Ditulis oleh seseorang bernama Oslo van Hotten dengan judul "Kisah Teladan: Sedekah Seekor Kucing". Tulisan ini diterbitkan pada 23 September 2015. Beberapa kalimat dilakukan penyesuaian. Begini kisahnya.
Pada suatu hari sekelompok orang sedang menikmati makan malam di atap sebuah masjid Kota Kairo. Mereka berbagi cerita, bercengkerama sambil melepas lelah setelah seharian sibuk bekerja. Tiba-tiba seekor kucing menghampiri mereka.
Seorang laki-laki dari kelompok tersebut memberikan sepotong daging pada sang kucing. Segera kucing itu menggigit dan membawanya pergi. Kemudian mereka kembali asyik meneruskan makan sambil bersenda gurau.
Tak berapa lama, kucing itu datang lagi. Laki-laki yang sama kembali memberikan potongan daging kedua. Buru-buru kucing itu pergi sambil membawa daging dalam mulutnya.
Laki laki tersebut berpikir, mungkin kucing tadi kembali karena merasa belum kenyang. Tapi selang beberapa saat kucing itu kembali lagi meminta makanan. Laki-laki itu jadi penasaran, maka setelah memberinya potongan daging diam-diam dia mengikuti kemana kucing itu pergi.
Sang kucing berhenti di sebuah tempat yang kumuh. Dia menjatuhkan makanan yang dibawanya. Di depannya sudah menunggu seekor kucing lain. Dan ternyata kucing lain itu buta kedua matanya!
Kucing buta tersebut kemudian memakan daging yang dibawakan temannya.
Bergetar hati laki-laki yang mengikuti sang kucing pembawa daging. Seekor kucing yang bagi manusia kelihatan tak berakal ternyata memiliki jiwa yang mulia. Dia peduli pada nasib temannya si kucing buta.
Bisa saja dia menghabiskan seluruh daging yang dia bawa, tapi dia tidak melakukan itu. Dia justru memberikan makanan itu untuk temannya, si kucing buta yang tak bisa mencari makanan sendiri.
Sejak peristiwa tersebut, kehidupan laki-laki tersebut berubah drastis. Dia tidak lagi mementingkan kemewahan dan gemerlap dunia. Hari-harinya dihabiskan untuk beribadah dan berbuat baik.
Nama laki-laki yang mendapatkan teladan dari seekor kucing itu adalah Ibnu Bashad. Beliau kemudian dikenal sebagai seorang sufi hingga ajal menjemputnya pada tahun 1067.