What
I,ve Done
Bukan
manusia kalau ia tidak pernah berbuat salah, namun ini bukan sebuah legitimasi
agar orang berbuat salah secara berjamaah. Tapi ungkapan ini hanyalah ungkapan menghibur atas penyesalan terhadap sebuah kesalahan yang telah dilakukan. Dan memang manusia bukan malaikat yang dalam setiap melakukan tindakan karena atas perintah dan arahan dari Tuhan tapi manusia dalam melakukan sesuatu didasari oleh pikiran dan hasrat, sehingga tingkat kesalahan dan kebenaran atas apa yang kita lakukan akan sangat ditentukan oleh kedalaman dan ketajaman analisis yang digunakan.
Orang akan menilai salah terhadap apa yang
dilakukan orang lain karena ia tahu bahwa berdasarkan standar kebenaran yang kita anut, bahwa apa
yang dilakukan oleh orang tersebut adalah salah. Bagi orang yang tidak pernah
tahu antara batasan benar dan salah maka baginya semua apa yang dilakukannya
adalah benar. Bahkan secara pribadi saya mengatakan bahwa pencari kebenaran
secara otodidak meletakan sisi kesalahan sebagai tools untuk menemukan sebuah
kebenaran. Menentukan batas benar salah adalah sesuatu yang sulit, tapi bagi
orang yang menjalani hal tersebut tentu dia sangat memahami letak benar dan
salah sesuai standar pikiran dan perasaan mereka. Jadi yang terpenting adalah
bukan menghindari dari setiap kesalahan yang pernah dilakukan, tapi yang
terpenting adalah berapa besar nilai yang didapat dari kesalahan tersebut.
Dalam
hal kesalahan ini saya sangat sepakat dengan apa yang ditulis dalam sebuah buku
bahwa apa yang dicapai oleh setiap orang merupakan akumulasi dari berbagai
kesalahan yang mereka pernah lakukan. Tapi akumulasi disini bukan merupakan
kumpulan kesalahan murni tapi lebih merupakan akumulasi pengetahuan yang dipelajari
dari setiap kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Namun terkadang tidak
sedikit juga yang menjadikan kesalahan mereka sebagai sebuah argumen untuk
menjustifikasi dan mengekang apa yang harus mereka lakukan dalam setiap kegiatan
yang akan mereka lakukan.
Mengenai penyesalan atas apa yang sudah pernah
dilakukan sangat jelas digambarkan oleh Linkin Park dalam sebuah lagunya What
I,ve Done. Disini linkin park menyimpulkan bahwa kenapa harus ada penyesalan
ketika kita sudah benar-benar menempatkan diri kita pada posisi yang tepat dari
kebenaran maupun ribuan kebohongan-kebohongan. Dan dalam setiap penyesalan, sejalan dengan
penyair Aesilus maka disini Linkin Park menulis bahwa biarkanlah rahmat datang
dengan sendirinya dan membersihkan apa yang sudah kita lakukan. Memang kita
harus berani menghadapi diri kita dalam melintasi apa yang sudah menjadi garis
yang akan kita tuju.
I’m forgiving what I’ve done!!!. Saya sangat sepakat
dengan kalimat ini, bahwa kita harus memaafkan atas segala yang pernah kita
lakukan. Memaafkan atas apa yang pernah kita lakukan bukan berarti membuat
kesalahan yang banyak atau mengulang kesalahan yang pernah dilakukan. Tapi
memaafkan kesalahan maksudnya adalah memposisikan kesalahan pada sisi yang
sesuai dengan kadar kesalahan tersebut dan kemudian setelah meletakannya pada
posisi tersebut maka kita harus melepaskan apapun yang telah dilakukan. Tidak sedikit orang yang mengabaikan hal ini
tapi buat saya pesan ini seperti sebuah pelita yang menerangi hati kita dalam
menemukan dan menentukan arah dan rambu dalam pekatnya jiwa.
Malang, 21 Desember 2011