Kepercayaan masyarakat terhadap
sosok kepala Desa, sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala Desa sendiri.
Gaya kepempimpinan seorang kepala Desa akan sangat berpengaruh dengan sebesar
apa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepala Desa. Semakin bagus sikap
dan kepemimpinan seorang kepala Desa maka akan semakin tinggi kepercayaan
masyarakat. Sebaliknya, kalau seorang Kepala Desa buruk dalam memimpin
masyarakatnya maka masyarakat akan hilang kepercayaan terhadap kepala Desanya.
Disini sangat penting jika seorang kepala Desa memiliki gaya kepemimpinan yang
bisa diterima oleh semua pihak. Memang pada dasarnya tidak ada seorangpun yang
bisa memakai satu gaya kepemimpinan karna dalam gaya kepemimpinan selalu
kondisional artinya bahwa gaya kepemimpinan sanggat ditentukan oleh kondisi
saat itu.
Hal yang harus kita pahami bahwa Kepala Desa bukan
hanya sebagai mahluk sosial tetapi juga sebagai makhluk politik. Seorang kepala
Desa akan tampil budiman secara sosial, tetapi banyak juga diantara mereka yang
tampil sebagai serigala secara politik, artinya kehadiran mereka sebagai
serigala pemangangsa hal ini sejalan dengan istilah dalam filsafat ekonomi yang
menyebut manusia seagai homo homini lupus bahwa manusia adalah serigala bagi
yang lain. Tulisan ini tidak sedang mendiskreditkan kepala Desa tetapi mencoba
untuk mengulas persoalan-persoalan berdesa yang dipraktekan selama ini. Hari
ini, seorang kepala Desa memiliki dua pilihan ekstrim yakni korupsi atau
reformasi.
Kalau seorang kepala Desa pilihan
ekstrimnya adalah korupsi maka integritas sebagai seorang kepala desa dimata
masyarakatnya akan jelek. Tetapi kalau seorang kepala Desa pilihan ekstrimnya
adalah reformasi maka citra dan integritas kepala Desa dimata masyarakat tentu
akan baik. Bagaimana seorang kepala desa dinilai bahwa apa yang mereka lakukan
adalah korupsi atau reformasi maka kita bisa lihat dari gaya kepemimpian
mereka. Pertama, kepala desa konseratif, tipe kepala desa konseratif tidak
berbuat apa-apa. Tipe ini cenderung takut sehingga tidak berbuat apa-apa, gaya
ini cenderung untuk main aman. Kedua, Kepala Desa yang bertipe bandit
atau pemangsa, gaya ini jauh dari reformasi tetapi kecenderungan korupsi leih
besar. Tipe ini hadir sebagai penguasa tunggal, dan dipastikan kepemimpinan
model ini mengancam kelangsungan demokrasi di Desa. Ketiga, tipe inovatif
progresif, yang secara serius melakukan reformasi desa tanpa melakukan korupsi.
Keempat, kepala Desa tipe petarung atau kombatan yang melakukan reformasi
tetapi berujung korupsi dan kandas dipenjara.
Seorang kepala Desa normatifnya
dalam tindakan dan aktifitas kepemerintahan mereka harus untuk kepentingan
masyarakat. Dalam sistem pemerintahan sudah menganut konsep pembangunan people
center. Artinya bahwa pendekatan pembangunan yang menjadi rujukan kita hari ini
adalah pembangunan yang berpusat pada manusia. Dalam pelaksanaan pembangunannya lebih mengedepankan sisi demokratis. Merujuk pada konsep people
center maka semua kegiatan yang dilakukan didesa adalah perubahan yang
benar-benar bermuara pada reformasi kehidupam masyarakat desa sendiri. Jika
seorang kepala Desa dalam melakukan tugas-tugas pemerintahan yang berpusat pada
masyarakat maka kepercayaan masyarakat pada pemerintahan akan semakin lebih baik.
Lipu 3 Juli 2020