Setelah beberapa minggu ini sibuk membaca dan mengerjakan tugas kampus, akhirnya malam ini sempat menuntaskan membaca novel karya tasaro yang selama ini tertunda dengan judul Muhammad lelaki penggenggam hujan. Novel karya Tasaro ini adalah sebuah novel yang menggambarkan tentang kisah Muhammad dengan lengkap dan ditulis dengan gaya bahasa sederhana dan mudah dicerna. Dalam buku ini Tasaro mampu membawa pikiran pembaca mengalir dan hanyut dalam untaian kisah kehidupan yang ia lukiskan dalam novel tersebut.
Saya cukup salut dengan kedalaman pemikiran Tasaro dalam melukiskan kisah kehidupan Muhammad, kesantunan dan keindahan bahasa yang tertata dengan rapi yang membentuk untaian indah setiap kalimat membuat novelnya seolah hidup dan tidak membosankan seperti novel kebanyakan yang tidak meninggalkan bekas di hati pembaca. Berbeda dengan novel karya Tasaro ini, yang dalam kisahnya menceritakan secara kompleks tentang kisah kehidupan yang memiliki nilai spritual. Disamping itu dalam novel ini juga akan mengantarkan pikiran pembaca pada pemahaman kehidupan akan makna sebuah kehidupan yang begitu membekas indah dalam hati pembaca.
Kisah dalam novel ini menjelaskan tentang seorang bernama Kashva yang pergi meninggalkan kotanya, suriah dimana ia mengabdikan hidup selama ini hanya untuk bertemu lelaki bernama Muhammad, yang kelak membawa kedamaian dalam kehidupan jahiliah bangsa arab, pembela kaum papa, penguasa yang adil terhadap rakyatnya, bapaknya kaum miskin, hingga ia di beri sebagai Abu Masakin.
Rasa rindu yang besar ingin bertemu dengan seorang pangeran kedamaian yang dijanjikan dalam semua kitab suci telah merubah hidup Kashva, penderitaannya berubah menjadi nikmat oleh hasrat yang menggumpal dalam diri. Getar rindu akan perjumpaan dengan Muhammad sang lelaki penggenggam hujan berubah menjadi sebuah kekuatan besar yang mengalir dalam dirinya hingga tak ada sesuatupun yang membuatnya jerih, bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak juga menyurutkan rasa rindunya bertemu Muhammad.
Novel Tasharo yang berjudul Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan ini sangat berbeda dengan novel karangan Tasharo pada edisi sebelumnya yang berjudul Galaksi Kinanti dimana dalam galaksi kinanti tasharo banyak membahas tentang hakikat cinta, walaupun ada perbedaan dalam hal bahasan utama namun kedalaman analisa tasharo dalam memandang hakekat sesuatu cukup mendalam dan menyentuh hati pembaca.
Membaca novel ini seolah kita dalam sebuah wisata spritual menelusuri kehidupan kuno dijazirah Arab yang meninggalkan bekas sebuah peradaban besar kehidupan bangsa Arab yang pernah mencapai kejayaan di masa lalu.
Kost Istana Gang V/250 11-05-2010