Selamat Datang

Mencoba Melukis Makna Dalam Deretan Aksara

Minggu, 03 Oktober 2010

Roman Arok Dedes dan kisah kudeta pertama Nusantara

Roman kendedes karya ananta toer adalah roman luar biasa yg mengupas tuntas kehidupan tumapel, roman ini tidak hanya bercerita tentang kutukan 7 turunan mpu gandring yg menelan korban kalangan pembesar tumapel. Tapi disini ananta toer mencoba memadukan antara kehidupan politik, sejarah dan kehidupan cinta raja tumapel.

Roman ini adalah sebuah rujukan sejarah perpolitikan anak bangsa yg dimulai dari tumapel. Roman arok dedes ini bukan roman mistika-irasional tapi ini adalah roman politik seutuhnya yg berkisah tentang kudeta pertama nusantara, kudeta ala jawa. Roman ini berisi kudeta licik tapi cerdik, berdarah tapi para pembunuh sejati bertepuk dada mendapati penghormatan yg tinggi.

Arok adalah simpul dari gabungan antara mesin paramiliter licik dan politisi sipil yg cerdik rakus yg merangkakkan nasib dari bawah hingga menjadi penguasa tunggal tanah jawa. Dalam kudetax arok tidak harus mmperlihatkan tangannya yg berlumuran darah dalam menjatuhkan tunggul ametung dalam bilik agung tumapel.

Tingkah dedes yg terasa aneh dimata ametung sejak pertemuannya dengan arok membuat ametung ingin melenyapkan arok dengan mengutusnya kemedan perang dengan harapan tidak balik lagi. Dikisahkan bahwa arok adalah pemuda umur 20an yg dengan kecerdasannya membuat hati dedes bergetar, tatapan mata arok ketika melihat paha dedes yg tersingkap oleh tiupan angin seperti tatapan mata dewa yg ingin menaklukan hati dedes, tapi tatapan itu hanya di pahami oleh dedes. Dedes pun bingung dgn perasaannya sendiri yg selalu bergetar dan getaran itu seakan melumpuhkannya stiap bertatapan dengan arok.

Kenapa tiap kisah baik viksi maupun dalam dunia nyata kisahnya tidak pernah lepas dari wanita, kesuksesan kudeta tumapelpun tak lepas dari keterlibatan tokoh sentral wanita tumapel kendedes. Pemikiran Pramoedya ananta toer begitu jernih, kemampuannya menganalisa serta mengurai politik purba tumapel telah menjadikan bukunya sebagai sumbangan politik jawa untuk indonesia.

"Munkin kau lupa, Jatuhkan Tunggul Ametung seakan tidak karena tanganmu, tangan orang lain yang melakukannya. Dan orang itu harus dihukum didepan umum berdasarkan bukti tak terbantahkan, kamu mengambil jarak secukupnya dari peristiwa ini"

Malang, 19 okt 09