Sepertinya kurang lengkap dan tidak memiliki daya pikat dalam sebuah novel kalau tidak di bumbui oleh unsur-unsur asmara. Sering kita menjumpai novel yang bertemakan cinta, yang penuh dengan tangisan dan air mata kesedihan yang di dramatisir sedemikian rupa sehingga membuai dan memeras rasa haru kita dengan berbagai kisah cengeng tentang kehidupan cinta. Kebanyakan novel hanya membakitkan keharuan kita dengan sentuhan rasa kesedihan yang jauh dari sisi rasionalitas ilmiah kita.
Membaca novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi memberikan kita pemahaman tentang makna hidup yang sebenarnya. Sebuah novel inspiratif penggugah jiwa yang membakar semangat kita untuk meraih kesuksesan hidup yang penuh dengan kebahagiaan. Sebuah novel yang di tulis dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dengan kejerniah pemikiran dalam mendeskripsikan setiap kejadian demi kejadian yang dikisahkan dalam novel ini menambah kekuatan inspiratifnya sehingga lebih membekas dalam diri kita, tidak seperti novel pada umumnya yang hanya singgah untuk membolak balikan rasa haru kita yang kemudian menguap bersama kedewasaan pikiran kita.
Kekuatan inspiratif novel ini tidak hanya terletak pada kekuatan gaya bahasanya saja tapi novel ini berangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan rantau seorang bocah kampung lembah maninjau sumatera barat yang dengan keputusan ekstrimnya mencoba melewati batas geografis dan budaya hanya untuk mewujudkan cita-citanya. Dan keputusan ekstrim itulah yang membuatnya berkeliling dunia melewati batas impian hidup masa kecilnya.
Semboyan man jadda wajadah "siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil" adalah sebuah mantera ampuh yang telah merubah dan mengasah lima bocah Gontor menjadi mutiara hidup yang tidak pernah berhenti berkarya dengan karya-karya yang memberikan pencerahan bagi jiwa kita.
Lapacua, 11 Nov 09