Selamat Datang

Mencoba Melukis Makna Dalam Deretan Aksara

Kamis, 18 Agustus 2011

Akhir Perburuan Sepasang Tanda Tangan

Saya masih ingat saat saya memilih pembimbing buat proposal tesis saya, teman-teman saya berucap bahwa saya bakalan lama selesai kalau memilih pemimbing seperti yang saya tulis, lebih-lebih judul yang saya masukan katanya susah, sehingga bagi teman saya untuk apa mempersulit diri sendiri. Ditempat yang berbeda seorang teman mengatakan bahwa tesis yang baik adalah tesis yang selesai, bukan tesis yang sulit. Bahkan bukan hanya teman-teman saya, saat saya memasukan daftar komisi pembimbing ke bagian administrasi seorang pegawai sempat mengingatkan saya bahwa lama kalau dibimbing sama pembimbing yang saya ajukan, tidak sampai disitu dia melanjutkan bahwa apa saya tidak menyesal nanti, sehingga saya disarankan untuk mempertimbangkan lagi. 
 
Bukannya saya bermaksud menyepelekan dan mengabaikan saran dan pendapat orang lain, tapi saya punya pendapat sendiri, dan selama ini saya adalah sosok pengagum konsep keseimbangan. Dimana dalam konsep tersebut menuliskan bahwa sebesar apa yang kita keluarkan akan selalu sama dengan apa yang kita dapatkan. Saya kira setiap pengorbanan setara dengan pelajaran yang didapatkan. Bagi saya sebuah penderitaan itu akan selalu punya nilai yang setara dengan kebahagiaan yang didapat. Sehingga besarnya tingkat kebahagiaan tiap orang akan selalu berbeda, dan hal ini akan sangat ditentukan oleh ukuran penderitaan dan tingkat kesulitan masing-masing dalam mewujudkan apa yang kita inginkan. 

Dimata orang penganut ekonomi sejati tentu akan menertawakan konsep keseimbangan ini. Karena dalam kacamata ekonomi menekankan pandangan pelit dengan mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Saya justeru meragukan prinsip ekonomi yang sempit ini, buat saya untuk mendapatkan hasil yang maksimal sangat ditentukan oleh semaksimal apa usaha yang dilakukan.

Dan selama bimbingan, sayalah yang terlama dibanding teman-teman saya. Tapi saya kira, kita membutuhkan waktu yang lama dan pengorbanan yang tidak sedikit untuk menuju kesempurnaan dalam pematangan pikiran dan mental.



Malang, 18 Agustus 2011