Selamat Datang

Mencoba Melukis Makna Dalam Deretan Aksara

Sabtu, 27 Agustus 2011

Puisi "Kebohongan Demokrasi"




democrazy !!!

Bohong kalau mereka bilang Demokrasi itu suci
DEMOKRASI adalah Musang berbulu domba
Menjaga sistem tetap berasas materi
Campakkan agama dari aturan hidup manusia

Bohong kalau demokrasi adalah jalan keadilan
DEMOKRASI adalah alat bagi eksistensi ideologi KAPITALIS
Memaksa Indonesia harus jadi pelayan
Menghamba dan jual kedaulatan kepada para IMPERIALIS

Bohong kalau mereka bilang DEMOKRASI kedaulatan di tangan rakyat
DEMOKRASI adalah KEDAULATAN di tangan PENGUSAHA
Maka seluruh UU tidak berpihak pada masyarakat
UU Migas; UU Ketenagakerjaan; UU Privatisasi Air; UU Badan Hukum

Pendidikan; UU Mineral dan batubara
Bohong kalau DEMOKRASI kekuasaan di tangan rakyat
DEMOKRASI adalah KEKUASAAN di tangan Pemilik Modal
Penguasa menjadi pengusaha terhadap rakyat.

Rakyat beli sembako, minyak dan gas dengan harga yang sangat mahal
Modal produksi minyak 500 rupiah dijualnya lima ribu
Itu pun mereka bilang masih merugi
Rugi kalau tak untung lebih dari puluhan ribu

Inginnya untung segunung dan rakyat dibiarkan mati
Lahan mata air terkapling sudah
Pompa-pompa kecil tak bisa berfungsi dan aliran air terhenti
Rakyat kini hanya bisa pasrah

Karena harus membeli air di tanah airnya sendiri
Bohong kalau DEMOKRASI menyatukan kita semua
DEMOKRASI menjadi alat untuk memecah belah.
Satu sama lain punya peluang merdeka

Desentralisasi; otonomi khusus; reverendum berawal dari modus otonomi daerah
Timor Leste menjadi sejarah
Sebuah wilayah melalui otonomi
Yang merdeka dan terpisah

Atas nama Demokrasi
Bohong kalau demokrasi adalah Jalan memperjuangkan Islam
DEMOKRASI menjadi Perangkap bagi umat
Pengemban dakwah terserang demam

Opportunis; jual beli kursi; politik dagang sapi; korbankan ideologi; melempar harga diri yang tersemat.
Bohong kalau DEMOKRASI menyejahterakan kaum perempuan
DEMOKRASI hanya tipuan
Quota 30% di legislatif dan eksekutif sekedar jebakan

Kaum ibu kehilangan nurani dan identitas diri ditinggalkan
Demi kursi, perempuan pun membuat sepakat
Dua puluh empat jam siap tinggalkan rumah
Titipkan anak-anak setiap saat

Mengganti kasih sayang dengan apapun yang bisa dibeli dengan rupiah
Bohong kalau kesetaraan itu memuliakan
GENDER hanya memecah belah rumah tangga
Antar Perempuan dan laki-laki terjadi persaingan
Perempuan pun berjuang sendiri meraih sejahtera
Bohong kalau DEMOKRASI memelihara kemanusiaan

DEMOKRASI membiarkan sekelompok rakyat terpinggirkan
Tidak pernah menyentuh ketinggian peradaban
KEARIFAN LOKAL menjadi slogan alasan
Sekelompok manusia dibiarkan berkoteka

Menyembah berhala
Menjadi tontonan masyarakat dunia
Bahwa di negeri ini masih tersisa peradaban purba
Bohong kalau DEMOKRASI memperjuangkan nilai-nilai ideal

DEMOKRASI adalah ideologi liberal.
Manusia menjadi Tuhan.
Tak boleh ada agama yang bisa mengatur moral
Bahkan fatwa pun harus ikut pada kepentingan

Halal dan haram tunduk di kaki-kaki Kiai
Yang takluk pada Mekanisme dan Prosedur DEMOKRASI
Pemuka agama tak berani jujur
Maka kehormatan umat pun hancur

Dan kini DEMOKRASI Berpesta
Untuk para Kapitalis Yang kucurkan puluhan trilyun rupiah
Di atas tangan-tangan anak negeri yang berkata
Masih kurang, mengapa tidak ditambah

PESTA DEMOKRASI kami mesti meriah
Wakil-wakil kami nanti harus hidup dengan tunjangan mewah
Rumah, kantor dan gedung pertemuan megah
Untuk rakyat cukup hanya slogan, janji dan kaos murah

DAN DEMOKRASI PUN AKAN BERPESTA UNTUK KEBOHONGAN KEBOHONGANNYA

Oleh: Lathifah Musa
Bogor, 27 Desember 2008
Jiwa Sebuah Orasi di Depan Kedubes AS