Pengejaran terhadap materi adalah sesuatu yang tidak bisa kita nafikan untuk kondisi saat ini, apakah ini pengaruh kemajuan ataukah ini bukti keberhasilan yang gemilang kaum materialis menanamkan pengaruh pandangannya yang beranggapan bahwa dunia ini tanpa awal dan tanpa akhir, pandangan ini kemudian menjadi pemantik bagi penganut faham ini untuk mencari harta dengan cara apapun, baik halal maupun haram. Dengan memedomani faham materialis ini, mereka melakukan perburuan kekayaan secara besar-besaran untuk menumpuk harta dengan cara-cara yang tidak pantas untuk dilakukan. Entah sadar atau tidak, secara perlahan dan pasti aktifitas dan perlakukan kebanyakan masyarakat kita saat ini mengarah ke tindakan yang di anut oleh paham materialis.
Dorongan dan pengaruh materi ini terus meningkat dan sudah menjadi tujuan yang paling utama dan popular untuk saat ini, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Max Weber bahwa Manusia didominasi oleh keinginan untuk mendapatkan uang, oleh keinginan untuk mendapatkan kekayaan (acquisition) sebagai tujuan utama dalam hidupnya. Hasrat menumpuk harta kekayaan ini adalah sesuatu yang sulit untuk di tepis, mengingat tolak ukur status social dewasa ini erat kaitannya dengan seberapa menggelembung tumpukan harta yang di miliki seseorang. Orang akan di hargai dan mendapat penerimaan secara social ketika ia memiliki koleksi barang mewah jutaa rupiah. Kondisi ini memaksa kita untuk menempuh cara apapun sekalipun itu mengorbankan orang banyak.
Jika kondisi mengorbankan orang lain demi menggelembungnya tumpukan harta, maka manusia tidak lebih dari apa yang disebut bahwa manusia itu adalah homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi yang lain. Pada tingkatan ini manusia tidak berpikir tentang etika lagi, manusia menganggap dan menempatkan agama hanya sebatas symbol atau sebatas rumah peribadatan saja, lebih dari itu adalah sebuah kehidupan bebas para kanibal yang saling memangsa, dimana kita bisa menjadi pemangsa hebat bagi yang lain. Walaupun disatu sisi kita adalah incaran bagi yang lain untuk di mangsa oleh mereka yang menjadi pemangsa karena di rasuki keserakahan.
Kapitalis adalah nama pemangsa hebat yang paling sering di jumpai dalam berbagai referensi, dimana makhluk cerdas penggeruk harta ini telah berhasil menancapkan pengaruhnya dalam tatanan kehidupan, kapitalis ini tidak hanya mecoba menggeruk harta dalam pasar bisnis yang di kenal secara tradisional selama ini, seperti dalam monopoli dagang. Tapi para kapitalis ini memasuki semua segi yang bisa menguntungkan mereka, termasuk membidik pemerintah yang berkuasa. Dalam pandangan kapitais, menguasai pemerintah adalah sebuah modal besar untuk mempercepat dan melipatgandakan keuntungan. Disamping itu menguasai pemerintah sama halnya mereka mendapat legitimasi penggerukan dan perampasan atas hak-hak masyarakat lainnya, dengan cara seperti itu para kapitalis mendapat dua keuntungan, kekayaan dan kokohnya kekuasaan mereka karena dukungan aparat pemerintah lewat regulasinya.
Selain bersanding dengan pemerintah dalam mengokohkan pengaruhnya, para kapitalis ini berusaha memporandakan nilai etika dan agama yang selama ini merupakan pisau bedah bagi masyarakat dalam menilai hal-hal yang pantas atau tidak pantas untuk di lakukan dalam perilaku kehidupan social mereka. Dalam memporandakan etika dan agama, penganut kapitalis ini berusaha untuk menyerang pemikiran masyarakat dengan memasukan ideology kapitalis kedalam pemikiran masyarakat untuk mengacaukan dan membongkar pemikiran yang mereka anut dan yakini selama ini.
Malang, 23 Juli 2011
Gang 19 Kav. 7/7