Selamat Datang

Mencoba Melukis Makna Dalam Deretan Aksara

Kamis, 21 Juli 2011

Daya Pikat Pheromone


Beberapa tahun lalu para ilmuwan tertarik untuk meneliti seorang wanita yang menyimpan misteri dalam dirinya, karena kemanapun ia pergi para pria selalu mengikuti dan mengejarnya. Dan para pria ini bertindak bukan karena dikendalikan oleh karakter pribadinya untuk melakukan hal tersebut, tetapi tindakan tersebut diluar kesadaran mereka. Ia di kejar oleh pria bukan karena ia cantik, bukan juga karena pakaian seksi yang ia kenakan, bukan juga karena lelakinya yang hidung belang. Tetapi kondisi ini terjadi begitu saja dan para pria yang mengejar gadis tersebut dipicu tindakan spontanitas dari dalam diri mereka. Hal ini yang membuat  gadis tersebut merasa hidupnya selalu diliputi ketakutan. Iya selalu merasa cemas ketika ia keluar dari rumah, sehingga ia menghabiskan hari-harinya dengan berdiam diri di dalam rumah. 

Keanehan ini mengundang rasa ingin tahu para pakar psikologi maupun dunia medis untuk mengetahui misteri yang ditimbulkan oleh gadis tersebut. Setelah berhari-hari menghabiskan waktu didalam laboratorium meneliti sampel yang diambil dari tubuh sang gadis. Setelah sekian lama berkutat dalam penelitian yang melelahkan kemudian para ilmuwan memutuskan bahwa ada hormone yang di keluarkan oleh sang gadis yang membangkitkan hasrat laki-laki, dan hormone ini yang menggerakan kaum pria ini untuk mendekati sang gadis diluar kesadaran normal mereka.



Salah satu jenis parfum Pheromone

Hormon pheromone ini ternyata dimiliki oleh semua manusia yang tidak hanya berfungsi sebagai daya tarik seksual tapi oleh para ahli kimia dari Huddinge University di Swedia malah mengklaim bahwa hormone pheromone ini juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya. Jadi ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan cinta, gairah seksual maupun dalam memilih teman juga di dasari pada bau pheromone yang dihasilkan oleh manusia. Pernyataan ini mereka buktikan dengan melakukan penelitian terhadap reaksi otak dari dua belas pasangan pria dan wanita, dimana sehabis mencium bau senyawa sintetik mirip pheromone, bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap hormone estrogen dan hormone testoteron.

Penemuan pheromone ini tidak berhenti sampai disini, tapi oleh para ahli kimia khususnya bidang kosmetik juga melanjutkan penemuan ini dengan berusaha untuk membuat parfum yang menghasilkan aroma seperti aroma pheromone ini. Jadi untuk membuat seorang jatuh cinta tidak perlu bersusah payah merapal berbagai mantra atau tidak perlu kedukun, cukup pakai parfum semua masalah cinta terselesaikan.

Seandainya benar bahwa hormone pheromone yang menyebabkan seseorang jatuh cinta, masih pantas serta layakkah dengan kondisi sekarang ungkapan yang selama ini cukup di kenal bahwa cinta datang  dari mata kemudian turun ke hati ataukah penemuan pheromone ini akan menggugurkan ungkapan tersebut yang kemudian di ganti dengan cinta datang dari hidung kemudian turun ke hati.




Malang, 20 Juli 2011
Gang 19 Kav. 7/7